Jakarta (ANTARA News) - Beberapa orang mungkin percaya bahwa takdir yang membuat mereka bersama dengan pasangan yang mereka cintai, tapi para ilmuwan menemukan alasan yang jauh dari romantis.
Menurut hasil riset yang dipublikasikan di Genome Biology, pilihan pasangan dipengaruhi oleh gen-gen kita, sebagian oleh gen-gen yang menentukan tinggi.
Hasil analisis genotipe lebih dari 13.000 pasangan heteroseksual menunjukkan bahwa gen-gen yang menentukan tinggi juga mempengaruhi pilihan tinggi pasangan.
Dalam seabad terakhir, banyak studi mendapati bahwa tinggi adalah sifat kunci ketika memilih pasangan, tapi sampai sekarang belum ada penjelasan mengenai preferensi ini.
Studi yang baru meneliti sifat fisik individu yang berhubungan dengan pilihan pasangan dan peran yang dimainkan oleh variasi genetik pokok.
"Gen-gen kita menggerakkan daya tarik kita bagi pasangan yang tingginya sama dengan kita, misalnya orang-orang tinggi berpasangan dengan orang tinggi," kata penulis utama hasil studi itu, Albert Tenesa dari University of Edinburgh di Skotlandia.
"Kami menemukan bahwa 89 persen variasi genetik yang mempengaruhi preferensi individual untuk tinggi dan tinggi seseorang sama, menunjukkan bahwa ada preferensi bawaan untuk mitra dengan tinggi yang sama," katanya.
Tinggi kita ditentukan oleh kombinasi genetik dan faktor-faktor lingkungan. Para peneliti menggunakan tinggi sebagai model ciri daya tarik fisik untuk menentukan apakah ketertarikan seksual didorong oleh gen-gen yang mengendalikan preferensi untuk tinggi pasangan.
Mereka meneliti apakah gen-gen yang mengendalikan tinggi seseorang mempengaruhi preferensinya untuk memilih pasangan yang tingginya sama.
Tim periset juga menganalisis apakah daya tarik pasangan dengan tinggi yang sama dijelaskan oleh susunan genetik seseorang pada pasangan perempuan dan pria Inggris berkulit putih.
Analisis itu menunjukkan korelasi antara tinggi seseorang dan susunan genetiknya.
Korelasi tersebut menunjukkan bahwa genotipe, susunan genetik seseorang, menentukan tidak hanya fenotipe (penampakan fisik seseorang), tapi juga preferensi seseorang untuk pasangan dengan penampilan tertentu.
Seleksi pasangan lebih dikendalikan oleh tinggi seseorang daripada hanya peluang dan punya implikasi sosial dan biologi penting bagi manusia menurut para peneliti.
"Kesamaan dalam tinggi di antara pasangan didorong oleh penampilan fisik seseorang, khususnya tinggi mereka, ketimbang pengaruh sosial atau struktur genetik populasi tempat kita hidup," kata Albert Tenesa.
Hasil studi ini membawa para peneliti lebih dekat untuk memahami mekanisme yang mengendalikan daya tarik seksual dan yang menentukan variasi manusia, demikian seperti dilansir laman Science Daily.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016