Khartoum, Sudan (ANTARA News) - Kepala Dinas Intelijen dan Keamanan Nasional (NISS) bersumpah bahwa ISIS tidak akan dibolehkan menggunakan Sudan sebagai batu loncatan ke Libya, kata sumber media seperti dikutip AFP.
"Sudan tidak akan menjadi perlintasan untuk Daesh dan para ekstremis," kata Ketua NISS Mohamed Atta al-Mawla Abbas, seperti dilaporkan Pusat Media Sudan (SMC). Daesh adalah akronim Bahasa Arab untuk ISIS.
"Kami tidak akan menoleransi kejahatan terorganisasi atau lintas batas apa pun yang menggunakan wilayah Sudan," sambung dia.
Abbas berbicara pada upacara pelulusan anggota baru Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang adalah unit kontragerilya yang kontroversial.
Muncul laporan di Sudan bahwa sejumlah kaum muda Sudan telah pergi ke Libya untuk berperang dengan kelompok-kelompok radikal islamis yang beberapa di antaranya tewas.
Tahun lalu para mahasiswa sebuah universitas di Khartoum pergi ke Turki yang dari situ mereka bergabung dengan ISIS di Suriah. Beberapa dari mahasiswa ini memegang paspor Barat.
Bos NISS berulang kali mengklaim dari Khartoum bahwa pemberontak yang memerangi pasukan pemerintah di Darfur telah berperang pula di Libya.
"Untuk negara Libya, kami ingin keamanan dan stabilitas serta perdamaian dan kami tidak ingin pemberontak pergi ke Libya untuk kembali ke negeri ini dan menyabotase perdamaian di Darfur," kata Abbas kepada lususan baru pasukan RSF.
RSF berada dalam perintah langsung NISS.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016