London (ANTARA News) - Berbagai produk kerajinan dan funiture diproduksi Industri Kecil dan Menengah (IKM), berbahan baku kayu rakyat alias kayu yang ditanam dan dikelola secara lestari melalui skema Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Lestari (PHBML) hadir dalam ajang bergensi pameran IMM International Furnishing Expo di Cologne, Jerman pada 18-24 Januari mendatang.
Hasil produksi Industri Kecil dan Menengah (IKM), dikelola masyarakat secara lestari melalui skema PHBML itu dikembangkan oleh Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI), demikiam Ketua Majelis Perwalian Anggota (MPA) LEI, Diah Suradiredja kepada Antara London, Selasa.
Menurut Diah Suradiredja, keikutsertaan Indonesia dalam pameran bergensi ini merupakan salah satu prestasi dari rangkaian proses yang dilakukan LEI dan Partner dalam mengusung Hutan Rakyat dan IKM bersertifikat untuk mendapatkan pasar internasional.
Dikatakannya LEI dan Uni Eropa (EU) dalam kerjasama "Scaling Up Legality Verified Community Forest and Small and Medium Wood Industries to Increase Supply for FLEGT Licensed Timber and Timber Products" memfasilitasi industri kecil dan memengah dalam ajang internasional ini.
Dengan dukungan LEI selaku pengembang sistem sertifikasi sukarela dan Uni Eropa mempromosikan perdagangan kayu dan pengolahan produk kayu yang memenuhi kaidah legalitas, kelestarian pengelolaan dan manfaat secara sosial.
Dikatakannya kegiatan yang dilakukan diantaranya pendampingan dan penguatan akses pasar produk bersertifikat legalitas kayu (SVLK) dan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Lestari (PHBML-LEI) kepada kelompok pengelola hutan rakyat (UMHR) serta pendampingan implementasi SVLK dan sertifikasi Lacak Balak pada usaha kecil dan menengah kehutanan (IKM).
Menurut Diah Suradiredja, kegiatan ini adalah salah satu prestasi dari rangkaian proses yang telah dilakukan LEI dan Partner dalam mengusung Hutan Rakyat dan IKM bersertifikat untuk mendapatkan pasar internasional.
"Sebuah kebanggaan bagi LEI, untuk mengantarkan kawan-kawan IKM di pameran internasional seperti IMM Cologne untuk mendapatkan akses pasar yang lebih baik, sekaligus menyerap kayu bersertifikat yang dikelola masyarakat secara lestari," ujarnya.
IKM yang medapatkan pendampingan dari LEI dan Lembaga Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam (AruPA) dalam mengimplementasikan Verifikasi Legalitas Kayu (VLK) berhasil mengantongi sertiifikat legalitas kayu.
Sementara itu pendamping penyiapan VLK dari AruPA, Sugeng Triyanto mengakui ke dua kelompok tersebut mempunyai komitmen kuat menjamin keterlacakan kayu dan sumber bahan baku produksinya melalui penerapan sistem sertifikasi Lacak-balak LEI, mencakup sumber recycle dan substitusi.
Prodak mereka sebagian besar berasal dari kayu rakyat PHBML, jadi jika anda beli prodak mereka anda secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan petani kayu, ujarnya.
"Sertifikasi bukan hanya kepatuhan terhadap hukum Indonesia, tapi bagaimana kami berbisnis dengan memanusiakan manusia," ujar Yoyok pemilik IKM Enclave asal Bantul, Yogyakarta. Komitmen IKM-IKM ini sangat besar dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan.
Diharapkan berbagai produk yang ditawarkan dapat menggaet minat para pembeli asal Eropa adalah produk-produk furnitur dengan desain yang beraneka ragam yang berasal dari kayu maupun olahan limbah kayu.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016