Jakarta (ANTARA News) - Para petempur ISIS kini hanya mendapat gaji 50 persen dari gajinya sebelum ini karena keuangan ISIS tengah menghadapi "keadaan-keadaan luar biasa", lapor laman RT.com.

"Kementerian Keuangan" ISIS yang beroperasi dari ibu kota de facto Raqqa di Suriah, bulan lalu menerbitkan dokumen yang kemudian diterjemahkan oleh pakar dari Forum Timur Tengah, Aymenn Jawad Al-Tamimi.

Dokumen itu dikeluarkan oleh "Menteri Keuangan" ISIS Abu Muhammad al-Muhajir.

"Mengingat keadaan luar biasa yang dihadapi Daulah Islam (ISIS), telah diputuskan untuk mengurangi gaji yang dibayarkan untuk semua mujahidin sampai separuhnya, dan tidak dibenarkan siapa pun dikecualikan dari keptusan ini, apa pun posisinya," kata Abu Muhammad al-Muhajir dalam dokumen itu.

Dokumen yang disebut otentik ini menekankan bahwa provisi akan dibagikan seperti biasa, dua kali sebulan.

Bentuk "keadaan-keadaan luar biasa" itu masih belum jelas, namun segera setelah laporan itu muncul, Departemen Pertahanan AS mengumumkan bahwa kampanye serangan udara mereka selama 19 bulan terhadap ISIS akhirnya mulai mempengaruhi keuangan ISIS.

Pada 11 Januari, Departemen Pertahanan AS menyiarkan dokumen rahasia mengenai video yang menunjukkan serangan udara pasukan koalisi menghantam gudang uang ISIS di Mosul, Irak utara.

Dari video itu menunjukkan bom menghantam sebuah area di tengah lusinan bangunan. Kertas-kertas uang berserakan dan berterbangan ke udara setelah gudang uang itu dibom, demikian laman RT.com.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016