Laga final ulangan NBA yang dinanti-natikan itu berubah menjadi malam yang akan sulit dilupakan James dan Cavaliers ketika Golden State membuat mereka kacau balau.
Curry menjadi ketua algojo lapangan saat kembali ke stadion di mana tahun tahu Warriors memastikan menjadi juara NBA.
Point guard 27 tahun yang berketerampilan luar biasa itu sempat membuat marah sejumlah pemain Cavaliers karena berseloroh ruang ganti pemain di stadion ini "masih beraroma agak seperti bau (minuman) champagne."
Namun rencana Cavaliers untuk membuat Curry menyesal telah berkata seperti itu, berantakan hanya dalam beberapa menit pertandingan ketika Warriors memimpin sejak awal laga dan tidak pernah tersusul.
Sampai kuarter keempat Cavaliers dilewati sampai selisih 43 poin atau defisit paling besar dalam karir James yang sudah mencetak 1.127 poin sepanjang karirnya.
Menurut statistik ESPN, kalah dengan selisih 34 poin adalah marjin kekalahan paling berat yang dialami James dalam sebuah laga kandang.
Pada satu sisi dominasi Warriors itu juga menunjukkan James kalah bersaing dengan Curry yang merajelala di lapangan.
James finis dengan 16 poin, namun pukulan terbesarnya adalah saat para pendukung Cavaliers sudah meninggalkan Quicken Loans Arena sebelum pertandingan berakhir.
Curry sendiri menerima sokongan dari Andre Iguodala yang mencetak 20 poin, sedangkan Draymond Green menyumbangkan 16 poin dan 10 assist.
Kemenangan ini membuat Warriors meningkatkan statistik menang-kalahnya musim ini menjadi 38-4, sedangkan Cavaliers menjadi 28-11, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016