Jakarta (ANTARA News) - Kumpulan cerpen "Terang Bulan Terang di Kali, Cerita Keliling Jakarta" dan "Nyai Dasima" diterbitkan ulang untuk memperingati ulang tahun ke-75 sastrawan Betawi S.M Ardan, di Jakarta, Jumat. Pengarang yang mempunyai nama asli Syahmardan tersebut meninggal dunia pada November 2006 akibat kecelakaan lalu lintas. Rencana penerbitan kembali buku pengarang tersebut tetap dilakukan untuk menghormati sastrawan yang merintis penggunaan dialek Betawi dalam sastra Indonesia tersebut. "Di lingkungan sastra Indonesia pada jamannya, Ardan sesungguhnya tidak hanya terkemuka sebagai sastrawan, melainkan juga berpengaruh sebagai pengamat sastra," kata penyunting dan penelaah sastra Hawe Setiawan dalam diskusi buku yang menandai peluncuran kedua buku S.M Ardan tersebut di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki (TIM). Lahir di Medan pada 2 Februari 1932 dari pasangan ayah yang orang Betawi dari Jakarta dan ibu yang orang Sunda dari Bogor, Ardan memulai karyanya dalam bidang sastra dengan menulis puisi, kemudian menulis sketsa, cerita pendek, novel, kritik sastra dan skenario film. Karyanya dipenuhi dengan dialog-dialog khas Betawi atau disebut sebagai "bahasa pasar" namun juga menyajikan penggunaan bahasa "Melayu tinggi" atau bahasa Indonesia yang benar. "Karya Pak Ardan menjadi mengagumkan karena ia berhasil membawa dua aliran bahasa ke dalam tulisannya, baik ketika menulis ulang dengan tafsirannya sendiri cerita `Nyai Dasima` ataupun ketika bercerita tentang kehidupan sehari-hari kaum tidak berpunya, orang kecil, wong cilik, orang kebanyakan dalam `Terang Bulan Terang Di Kali`," papar ahli sejarah Jakarta Mona Lohanda. Lebih mengherankan lagi, lanjut Mona, bahwa penggunaan dua aliran bahasa itu tidak mengganggu jalannya kisah dalam karya-karya Ardan dan tidak menimbulkan kejanggalan meskipun deskripsinya ditulis dalam bahasa Indonesia sementara percakapannya ditulis dengan bahasa "Melayu pasar" alias bahasa Betawi. "Bagi kami penutur bahasa Betawi, inilah sebuah karya besar yang menjalin dua aliran dalam satu wadah tulisan Pak Ardan," kata Mona. "Terang Bulan Terang di Kali" adalah kumpulan cerpen Ardan yang diterbitkan tahun 1955 sementara "Cerita Keliling Jakarta" adalah kumpulan cerpen-cerpen Ardan dari dasawarsa 1950-an. Kisah klasik Betawi "Nyai Dasima" karya Ardan diterbitkan tahun 1965, dan uniknya dalam terbitan terbarunya itu kisah "Nyai Dasima" versi Ardan disatukan dengan kisah "Nyai Dasima" versi penulis Belanda G. Francis (1896) yang mempunyai perbedaan cara berpikir dan penekanan terhadap kisah seorang nyai atau gundik "Meneer" Belanda tersebut.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007