"Kematiannya diketahui penjaga kebun binatang sejak dua bulan lalu," kata Alim (19), seorang kusir delman yang beroperasi di dalam Kebun Binatang Kasang Kulim, Senin.
Alim yang bekerja sebagai kusir dalam kebun binatang tersebut menceritakan, kematian Simba sebelumnya cukup mengejutkan. Sebelumnya dia katakan, singa jantan tersebut sempat jatuh sakiut selama lebih dua bulan.
"Sempat mulai pulih kondisinya, tapi kemudian kembali sakit dan akhirnya mati," kata Alim.
Junaidi, pawang Singa Afrika Kebun Binatang Kasang Kulim mengatakan, kuat dugaan kematian hewas buas itu akibat penyakit tua.
"Umurnya sudah lebih 20 tahun, bahkan sudah ada di kebun binatang ini sejak pertama dibuka," kata dia.
Singa yang diberi nama Simba itu kata pengawas kebun binatang selama ini hidup berpasangan dengan Singa betina yang dinamai Erna, berumur sekitar 16 tahun.
Simba sebelumnya juga sempat menanamkan benihnya pada Erna yang kemudian melahirkan tiga ekor anak. Namun ketiga anaknya telah mati akibat sakit dan terinjak induknya sendiri.
"Yang betina, Erna, melahirkan akhir tahun 2014. Tapi tiga ekor anaknya mati semua. Ada yang karena sakit, ada juga yang mati karena terinjak sama induknya," kata dia.
Saat ini dalam kandang yang seluas lebih kurang 20x30 meter tersebut, Singa Afrika betina, Erna, hidup sebatang kara.
Namun Simba dikabarkan sudah menanam benih yang kedua dalam tubuh Erna. Kini tinggal menantikan kelahiran. "Perutnya sudah besar, mungkin dalam waktu dekat sudah akan melahirkan," katanya.
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016