Jakarta (ANTARA News) - Komite eksekutif Organisasi Konferensi Islam (OKI), yang diperluas, menyeru masyarakat internasional, terutama kelompok empat --Amerika Serikat, Rusia, PBB, UE-- menekan israel agar segera menghentikan agresinya terhadap masjid Al-Aqsa dan menghentikan seluruh tindakannya, yang mengarah pada peningkatan ketegangan dan kekerasan. Pernyataan itu dikemukakan Juru bicara Departemen Luar Negeri Desra Percaya di Jakarta hari Jumat saat mengumumkan hasil pertemuan Komite Eksekutif OKI tersebut di Jeddah, Kemarin. Pertemuan itu dihadiri Menteri Luar Negeri dari Komite Eksekutif OKI, yaitu Qatar, Malaysia, Senegal, Yaman, Azerbaijan, Pakistan, Arab Saudi dan Sekretaris Jenderal OKI, serta diperluas dengan kehadiran Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda, mengingat kepentingan membahas agresi Israel di masjid Al-Aqsa. Menurut Desra, sebagai tindak lanjut, dalam pertemuan itu juga disebutkan bahwa OKI akan melakukan upaya "tertentu" melalui Dewan Keamanan PBB di New York. "Langkahnya masih dimatangkan melalui konsultasi dengan seluruh anggota OKI di New York," katanya. Pertemuan dipimpin Menteri Luar Negeri Azerbaijan selaku ketua Komite Eksekutif OKI itu juga menyepakati sejumlah hal, antara lain keprihatinan atas pengingkatan agresi israel terhadap tempat suci Al-Quds, terutama di dekat masjid Al-Aqsa, menegaskan kutukan atas pekerjaan dan penggalian oleh israel sebagai kekuatan pendudukan, yang mengancam masjid Al-Aqsa dan daerah sekitarnya, serta menyambut dan mendukung kesepakatan Makkah mengenai rujuk di Palestina, khususnya antara kelompok Fatah dan Hamas. Setelah menyelesaikan pertemuan di Jeddah, menurut Jurubicara Departemen Luar Negeri, Hassan akan menuju Islamabad, Pakistan, untuk menghadiri pertemuan kelompok negara anggota sepaham dari OKI, yang akan membahas berbagai masalah, yang dihadapi umat islam, serta mencari prakarsa baru dalam penyelesaian permasalahan di Timur Tengah. Pertemuan di Islamabad akan diikuti tujuh menteri luar negeri anggota OKI, yaitu Pakistan, Indonesia, Mesir, Jordania, Turki, Arab Saudi, dan Malaysia. Menurut Desra, pertemuan itu diharapkan menyepakati rencana pertemuan puncak kelompok tersebut untuk mendorong proses perdamaian di Timur Tengah. Dalam upaya mewujudkan perdamaian di Timur Tengah pada umumnya dan Palestina pada khususnya, Indonesia akan melakukan segala upaya, termasuk menggelar pertemuan dengan kelompok Hamas di Jakarta dalam tiga bulan mendatang. "Prosesnya sedang disiapkan," kata Desra. Terkait dengan penggalian masjid Al-Aqsa oleh Israel, Indonesia telah menyatakan kecamannya terhadap Israel, yang mengabaikan seruan masyarakat internasional agar menghentikan penggalian masjid Al-Aqsa dan menyeru negara Yahudi itu menghentikan penggalian tersebut. Sehubungan dengan itu, lanjut Desra, perutusan Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Gerakan Nonblok dan Organisasi Konferensi Islam telah melakukan pendekatan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Presiden Dewan Keamanan PBB agar menyampaikan pesan kuat bagi Israel untuk menghentikan penggalian itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007