London (ANTARA News) - Tim peneliti gabungan dari beberapa negara akan memulai analisis partikel kosmik yang diambil dari Piramida Bent untuk mempelajari bangunan berusia 4.600 tahun itu.
"Apa yang kami coba lakukan dengan teknologi baru adalah untuk mengonfirmasi atau mengubah atau memperbarui hipotesis yang kita punya sekarang mengenai bagaimana piramida dibangun," kata Hany Helal, Wakil Direktur Heritage Innovation Preservation Institute, dalam laman The Guardian.
Direktur Heritage Innovation Preservation Institute Mehdi Tayoubi mengatakan lempengan yang ditanam di dalam piramida bulan lalu telah mengumpulkan data radiografis berupa partikel yang dikenal sebagai muon jatuh dari atmosfer bumi.
Partikel itu melewati ruang kosong namun dapat diserap atau dibiaskan oleh permukaan yang lebih keras.
Dengan mempelajari akumulasi partikel, ilmuwan dapat mengetahui lebih banyak konstruksi piramida yang dibangun oleh Firaun Snefru ini.
Saat ini, belum ada teori yang 100 persen akurat tentang konstruksi piramida yang berada di Dahshur, luar kota Kairo, yang terkenal karena lekukan di setiap sisinya.
Bangunan itu diyakini sebagai usaha pertama bangsa Mesir membuat piramida yang lurus.
Proyek pemindaian piramida ini memadukan teknologi termal dengan analisis muons untuk mengungkap rahasia pembangunan beberapa piramida kuno Mesir.
Tayoubi mengatakan mereka mulai menyiapkan tes muon selama sebulan di Khufu yang juga dikenal dengan nama Cheops, piramida terbesar dari trio piramida Giza.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016