Poso, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Polda Sulawesi Tengah memastikan korban tewas dalam baku tembak antara tim gabungan Polri dan TNI dengan kelompok sipil bersenjata di Pegunungan Ineba, Desa Tounca, Kabupaten Poso, Jumat lalu bukan Santoso yang adalah gembong teroris yang paling dicari aparat keamanan.
"Korban tewas itu berinisial R, seorang warga dari luar Sulawesi," kata Kepala Operasi Daerah Tinombala Kombes Pol Leo Bona Lubis dalam jumpa pers di Poso, Minggu.
Leo yang juga Wakapolda Sulawesi Tengah itu mengatakan, jenazah R masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Sulawesi Tengah, untuk diidentifikasi.
Polisi yakin pria tewas ini tidak termasuk Daftar Pencarian Orang (DPO).
"Kami sudah pastikan bahwa pelaku yang kita lumpuhkan dan meninggal dunia tersebut bukan Santoso. Kita sudah mendapatkan inisialnya yaitu R dan berasal dari luar Sulawesi," ujar Leo.
Ia menambahkan, hasil pemeriksaan sementara tidak ditemukan kesamaan ciri-ciri fisik antara korban dan Santoso, sedangkan tes DNA terhadap jenazah terkendala oleh belum ada data pembanding karena masih menunggu pengakuan keluarga.
"Jadi untuk kepastian identitas korban, saya harap kita bersabar menunggu hasil tes DNA yang paling lambat dua pekan ke depan sudah bisa kita dapatkan dan langsung akan kami jelaskan," ujar dia.
Jumat lalu pukul 07.30 WITA terjadi kontak senjata antara pasukan gabungan polisi dan TNI melawan kelompok teroris di Pegunungan Ineba, Desa Tounca, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso. Seorang terduga teroris tewas di lokasi kejadian.
Baku tembak selama sekitar tiga jam itu terjadi sehari setelah serangan teror di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, yang para pelakunya diduga kuat memiliki jaringan dengan Santoso, pimpinan laskar Mujahiddin Indonesia Timur yang sudah dibaiat menjadi bagian ISIS.
Santoso dan sekitar 30 pengikutnya sampai kini diyakini masih bersembunyi dan beraktivitas di hutan-hutan pegunungan sekitar Poso Pesisir, wilayah Lore hingga perbatasan Kabupaten Parigi Moutong.
Pewarta: Fauzi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016