... agama hanya dijadikan alat untuk melegitimasi seolah kekeliruan itu dibenarkan oleh ajaran agama...

Bekasi, Jawa Barat (ANTARA News) - Masyarakat dengan tingkat stres tinggi di kota-kota besar adalah sasaran potensial penyebar paham radikalisme. Guru besar ilmu pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Abuddin Nata, menyatakan itu, Minggu.

"Gerakan radikal umumnya muncul di kota-kota besar karena orangnya stres akibat aktivitas kerja, kemacetan lalu-lintas dan faktor lain," katanya.

Salah satu iming-iming yang lumrah ditawarkan adalah peningkatan status dan ekonomi masyarakatnya.

"Problem politik dan ekonomi di kota besar lebih mudah dijual dalam masyarakat seperti itu. Kemudian agama hanya dijadikan alat untuk melegitimasi seolah kekeliruan itu dibenarkan oleh ajaran agama," ujarnya.

Adapun salah satu modus dari kaum radikal adalah mengambil alih Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) di lingkungan masyarakat.

"Dakwah masih banyak yang menyampaikan kekerasan, seperti masjid dikuasai komunitas radikal," katanya.

Abuddin menilai, aksi teror dari kalangan radikalisme sulit untuk dideteksi dini karena pergerakannya yang tertutup.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016