Ini luar biasa. Tekanannya sangat tinggi, namun kami mampu melaluinya"
Rio Cuarto (ANTARA News) - Legenda Reli Dakar asal Prancis Stephane Peterhansel merayakan gelar ke-12-nya pada Sabtu, ketika pereli kategori sepeda motor Toby Price menjadi pereli Australia pertama yang mengukir namanya di ajang otomotif bergengsi ini.
Peterhansel (50) menghindari drama pada fase akhir untuk melintasi garis finis dengan selamat saat menutup tahapan ke-13 di Rio Cuarto, untuk membuat pabrikan Prancis Peugeot mendapatkan kemenangan pertama mereka sejak 1990.
"Ini luar biasa. Tekanannya sangat tinggi, namun kami mampu melaluinya," kata pemegang rekor kemenangan sepanjang masa Dakar.
"Sejumlah kemenangan saya lebih bernilai daripada yang lainnya, namun yang satu ini tentu saja masuk tiga besar."
Price (28), yang menghuni peringkat ketiga saat melakukan debutnya tahun lalu, mendominasi sesi sepeda motor yang berlangsung selama dua pekan setelah mengendurkan permainan pada tahapan kedua pekan lalu.
"Menjadi orang Australia pertama yang memenangi Dakar merupakan hal gila," kata Price.
"Saya tidak tahu apa yang dapat dikatakan, saya tidak tahu apa yang harus dipikirkan... Saya terguncang, saya tidak akan pernah berpikir dapat memenangi balap ini pada partisipasi kedua saya."
"Ini luar biasa untuk keluarga saya, teman-teman saya, dan para penggemar saya di Australia!"
Pereli dari New South Wales itu finis di urutan keempat pada hari terakhir untuk melakukan pemanasan untuk meraih gelar, dan memberikan tim KTMnya mahkota ke-15 secara beruntun.
Ia menggenggam keunggulan 39 menit atas rekan setimnya yang berasal dari Slovakia Stefan Svitko, di mana pereli asal Chile Pablo Quintanilla terpaut 48 menit di urutan ketiga.
Saat ia mengamankan akun Dakar pembukanya, Peterhansel menambahi babak baru dalam kisah cintanya dengan ajang ikonik yang pertama kali diikutinya pada 1989.
Ia melakukan apa yang terbukti menjadi langkah menentukan menuju gelar 2016 pada Kamis, saat berkendara dari Belen ke La Rioja.
Dengan rekan setimnya di Peugeot sekaligus rival abadinya Carlos Sainz terpaut 30 kilometer dari garis finis, ia mengakhiri hari dengan keunggulan satu jam penuh atas pemenang tahun lalu Nasser Al Attiyah yang mengendarai Mini.
Setelah menghuni urutan kesembilan di belakang pemenang tahapan terakhir Sebastien Loeb, Peterhansel meraih gelar dengan jeda lebih dari setengah jam dari pereli Qatar Al Attiyah.
Bagi Peugeot, ini merupakan pencapaian super yang terjadi hanya dua tahun setelah mereka kembali ke ajang ikonik ini setelah absen selama 26 tahun.
Pereli asal Afrika Selatan Giniel De Villiers mengendarai Toyota untuk menghuni posisi ketiga dengan selisih satu jam.
Peterhansel memenangi gelar pertama dari enam gelarnya pada kategori dua roda pada 1991 dan kemenangan ke-11nya di kategori empat roda dengan mengendari Mini pada 2013.
"Terlalu dini untuk memikirkan masa depan," ucapnya.
"Satu hal yang pasti, memiliki jumlah kemenangan yang sama pada sepeda motor dan mobil merupakan tujuan besar terakhir dalam karis saya. Sekarang itu telah tercapai, saya tidak berpikir masih ada banyak hal tersisa untuk memotivasi saya."
Kategori quads dimenangi untuk ketiga kalinya oleh Marcos Patronelli, sedangkan pereli Belanda Gerard de Rooy merayakan gelar truk keduanya, demikian AFP melaporkan.
(H-RF)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016