Kalau kita baca sejarah nabi, nggak ada yang ajarkan seperti itu."
Jakarta (ANTARA News) - Komika Abdur tidak ikut membubuhkan tanda pagar (tagar atau hashtag) berhubungan dengan ledakan di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1) di media sosial karena secara pribadi berpendapat bahwa hal tersebut memberi perhatian kepada pelaku terorisme.
"Saya pikir gini, teroris melakukan aksi ada tiga hal yang dia inginkan, mencari perhatian pemimpinnya, fund raising, perekrutan baru," kata Abdurrahman Arsyad saat ditemui di Jakarta.
Pelaku lawakan tunggal (stand up comedy) itu menilai, memberi perhatian di media sosial dapat berupa menggunakan tagar yang merujuk kejadian tersebut.
Pemimpin teroris, menurut dia, akan melihat bahwa kerja anak buahnya berhasil sehingga akan menggelontorkan lebih banyak dana dan pencarian dana (fund raising).
Dengan dana yang banyak, dikemukakannya, mereka akan merekrut lebih banyak orang dan melakukan aksi yang lebih banyak pula.
"Saya pikir entah hashtag apapun tetap aja mengacu ke kejadian itu," kata laki-laki kelahiran Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu.
Namun, ia menyatakan, tidak berarti dirinya mengabaikan kejadian tersebut, karena turut berbela sungkawa untuk para korbannya lantas memilih untuk mencuit hal lainnya di Twitter, misalnya sepakbola dan musik.
Abdur juga menyayangkan bila peristiwa beberapa hari yang lalu ini dikaitkan dengan agama.
"Kalau kita baca sejarah nabi, nggak ada yang ajarkan seperti itu," katanya.
Ia berpendapat, sekarang saatnya untuk merapatkan barisan, tanpa memandang suku, agama dan ras, agar serangan dari luar tidak dapat memecah belah.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016