Jakarta (ANTARA News) - Gagah pergi ke luar kota demi menyelesaikan tugasnya di kampus, meninggalkan sejenak Ibu dan Gita.
Gita (Aquino Umar) kaget karena kakaknya itu begitu berbeda sepulang dari Ternate, ia sangat bersemangat menjalankan perintah-perintah agama sampai membuat dirinya kesal.
Gagah (Hamas Syahid) tidak menyerah, ia terus mendekati ibu dan adiknya agar lebih mengenal ajaran Islam.
Permusuhan dengan Gagah akhirnya membawa Gita mengenal Yudi (Masaji Wijayanto) yang banyak mengubah cara pandangnya.
Tribut
Cerita remaja bernama Gagah ini diangkat dari novel "Ketika Mas Gagah Pergi" dari Helvy Tiana Rosa terbitan 1992.
Ide mengangkat cerita ini ke layar lebar sudah cukup lama, Helvy mengaku ada 11 rumah produksi yang menawarinya kerja sama namun tidak ada kecocokan.
"Karena pertimbangan, jadi, kami produksi sendiri," kata Helvy saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (15/1) malam.
Helvy ingin fillm ini dikemas secara ringan dan siapapun tanpa memandang agama dapat menontonnya.
Perjalanan membuat "Ketika Mas Gagah Pergi" terealisasi ke layar lebar terbilang panjang, dalam situsnya, Helvy menulis ide berawal dari sutradara Chaerul Umam pada 2004.
Ferrasta "Pepeng" Soebardi, di tahun yang sama, mengusulkan kuis untuk mencari pemeran Mas Gagah.
Beberapa tahun kemudian, Helvy bersama Chaerul Umam dan Didi Petet mengadakan audisi untuk mencari pemain film ini.
"Dia (Didi Petet) pernah casting seribu orang sehari untuk cari pemeran Mas Gagah," kata Helvy.
Sayangnya, 12 tahun setelah film ini digagas, Helvy ditinggal oleh tiga orang sosok yang membantunya itu.
Chaerul Umam, yang kala itu menjadi sutradara "Ketika Mas Gagah Pergi", berpulang pada 2013.
Pepeng berpulang pada 2015 setelah 10 tahun berjuang melawan multiple sclerosis.
Didi Petet menyusul tak lama kemudian.
"Ini film tribut untuk tiga orang itu," kata dia.
Ia dan timnya pun memutuskan untuk mengerjakan sendiri film yang disutradarai oleh Firmansyah ini.
Sejak Mei tahun lalu, ia berkeliling 120 kota di Indonesia demi mengumpulkan dana untuk produksi film ini.
Film ini dibuat dengan crowdfunding, pendanaan dari masyarakat umum.
Tak hanya orang dewasa, anak kecil turut menyumbang agar film ini dapat dibuat, kata Helvy.
Ia mengaku mendapat lima lembar sepuluhribuan dari seorang anak yang kekurangan karena ia begitu terinspirasi dari cerita tersebut.
"Banyak yang bilang film ini hars dibuat," kata dia.
Film ini akan diputar di seluruh bioskop di Tanah Air pada 21 Januari 2016.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016