Singapura (ANTARA News) - Harga minyak diperdagangkan di atas 60 dolar AS per barel di Asia Jumat karena pasar fokus pada besarnya penurunan persediaan energi di AS yang melebihi perkiraan, kata kalangan pedagang. Pada 11:51 (0351 GMT) kontrak utama berjangka minyak jenis ringan untuk pengiriman April di New York anjlok enam sen menjadi 60,89 dolar per barel setelah naik 88 sen menjadi 60,95 dolar pada perdagangan terakhir di AS. Kontrak ditutup di atas 60 dolar uintuk pertama kalinya tahun ini, Rabu. Minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman April naik lima sen mnejadi 60,67 dolar pe barel. Lonjakan harga dipicu penurunan tajam persediaan energi AS yang diluar perkiraan, kata pimpinan analis komoditas Mitsui Bussan Future Tokyo, Tetsui Emori. "Data itu cukup membaik. Permintaan untuk bensin naik...data persediaan bensin, minyak pemanas, dan minyak mentah semuanya turun. Penurunan itu mendorongharga naik," katanya dikutip AFP. "Kami memerlukan faktor lain untuk mendorong harga di atas 62 dolar," katanya. Laporan persediaan mingguan yang Kamis dikeluarkan Departemen Energi AS (DoE) menunjukkan cadangan minyak mentah AS melonjak 3,7 juta barel selama sepakan yang berakhir 16 Februari menjadi 327,6 juta barel. Kalangan analis memprediksikan peningkatan cadangan itu hanya 1,3 juta barel. Namun laporan itu juga menunjukkan minyak hasil olahan termasuk minyak pemanas, turun 5 juta barel menjadi 128,3 juta barel karena AS disergap udara dingin. Pengamat pasar memprediksi anjloknya minyak hasil olahan lebih kecil menjadi 2,88 juta barel, namun DoE menyatakan level persediaan mereka "masih di atas rata-rata selama setahun". Persediaan bensin turun 3,1 juta barel pekan lalu menjadi 222,1 juta barel, namun menurut pemerintah masih tetap di atas rataa-rata umumnya. "Level permintaan bensin lebih tinggi dari tahun lalu. Ini menjadi faktor penting yang mendorong kenaikan juga," kata Emori. Sejumlah industri minyak yang sudah tua termasuk Valero Energy Corp., memberi peringatan dengan menutup pabrik pengolahannya di Texas karena terbakar. Valero, industri pengolahan minyak terbesar di AS memproduksi 170.000 barel per hari, mengatakan pabrik pengolahannya McKee di Texas barat mungkin ditutup selama sepekan. Selain itu, kenaikan harga juga didorong oleh kebocoran jaringan pipa milik Teppco yang memasok bensin dan diesel ke Amerka Timur Laut AS. Kenaikan harga juga diperkuat dengan munculnya laporan dari Lembaga Energi Atom Internasional (IAEA) mengenai penolakan Iran untuk menghentikan pengkayaan uranium. Enam negara kuat dunia akan bertemu awal pekan depan dalam rangka memecahkan krisis nuklir dengan Iran, sedang AS dan aliansinya berkeras mengenakan sanksi PBB, kata pejabat AS.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007