Jakarta (ANTARA News) - Pengamat intelijen dan terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian Taufik Andrie melihat pola serangan di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis, mirip dengan serangan teror di Paris, Prancis, November tahun lalu.
"Metode hampir mirip, artinya, ada tim yang bekerja, bahan peledak dan baku tembak," kata Taufik saat dihubungi Antara News di Jakarta.
Taufik, yang pernah menjadi peneliti di International Center for Political Violence and Terrorism Research pada S Rajaratnam School of International Studies Singapura pada 2006, mengatakan serangan di kawasan Thamrin terlihat bersifat acak karena menyasar publik.
Serangan yang menyasar publik, menurut dia, merupakan hal baru karena sebelumnya target teror biasanya polisi atau warga asing.
Ia mengatakan perubahan pola ini mungkin disebabkan oleh sistem pengamanan di tempat publik yang tidak begitu ketat.
Taufik juga menilai serangan itu tergolong terorganisir dan ditujukan untuk menebar ketakutan masif dengan menyerang publik.
Lokasi serangan yang dekat dengan Starbucks, kedai kopi global yang berpusat di Amerika Serikat, menurut Taufik, juga bisa jadi merupakan simbol meski pelaku penyerangan belum dikonfirmasi.
Dia mengatakan Badan Intelijen Negara dan Kepolisian RI perlu memperhatikan berbagai aspek dalam memetakan potensi terorisme di Indonesia dengan lebih baik lagi, baik dari kelompok domestik maupun kelompok yang baru pulang dari negara berkonflik.
Pemerintah, dia melanjutkan, juga harus bekerja ekstra keras untuk menjaga stabilitas keamanan dan penegakan hukum terhadap kasus terorisme.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016