Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan Badan Intelijen Negara dan Kepolisian Indonesia sudah memberi peringatan terkait kemungkinan serangan teror dalam kurun waktu Desember 2015 hingga Januari 2016.

"BIN dan Polisi memang sudah memberi atensi untuk hati-hati, bulan Desember dan Januari, karena itu Natal dan Tahun Baru kemarin khan diperketat keamanan," kata Kalla, di Jakarta, Kamis.

Namun peristiwa ledakan bom yang terjadi Kamis pagi di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, merupakan peristiwa tidak terduga.

"Tindakan terorisme itu selalu tidak terduga, diperkirakan memang iya, tetapi di mana letak terjadinya serangan kadang-kadang tidak bisa disangka-sangka," jelasnya.

Rentetan ledakan bom terjadi di kawasan Jalan MH Thamrin, khususnya di sekitar Gedung Sarinah dan Djakarta Theater, mulai pukul 10.50 WIB Kamis.

Polda Metro Jaya mencatat 17 korban, tujuh di antaranya meninggal dunia, lima yang lain adalah polisi dan lima warga sipil yang terkena luka tembak dan serpihan bom.

Satu korban meninggal teridentifikasi berkewarganegaraan Belanda.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Mohammad Iqbal, mengatakan, polisi saat ini telah mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain berupa senjata rakitan dari tempat kejadian perkara.

Lima pelaku teror telah dilumpuhkan dan pihak kepolisian sudah mendeteksi dan mengantisipasi aksi teror ini. Polisi belum mengungkap identitas dan jaringan teroris pengebom di Jalan Thamrin itu.

"Ada dua pelaku bunuh diri dan tiga saat penangkapan ditembak. Kami tegaskan masyarakat tetap menjalankan aktivitasnya," katanya.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016