Surabaya (ANTARA News)- Ratusan warga Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) I yang menuntut ganti rugi dan enggan direlokasi setelah rumah mereka tenggelam oleh lumpur Lapindo, Jumat pagi, berupaya kembali menutup jalan arah Surabaya-Sidoarjo, di sekitar Bundaran Waru. Aksi warga korban lumpur sehari sebelumnya (Kamis, 22/2) berhasil menutup seluruh akses masuk Sidoarjo, baik dijalan Raya Porong, pintu tol Porong maupun sekitar pintu tol Sidoarjo kota baik dari arah Jalan Pahlawan maupun sebaliknya dari Prambon dan malam hari menutup akses masuk Surabaya-Sidoarjo sekitar bundaran Waru. Bahkan rel KA sekitar Siring juga berhasil diblokade warga, sehingga KA yang saat itu lewat, yaitu KA Penataran jurusan Malang-Surabaya, dihentikan warga TAS I. Namun, kali ini aparat kepolisian bertindak tegas, seratusan Polisi dan Brimob dari Polda Jatim maupun Polres Sidoarjo dilengkapi senjata laras panjang dan tameng, tiga unit mobil rantis maupun "watercanon", berhasil mendorong warga ke arah jalan akses masuk Surabaya dari arah Mojokerto. ANTARA dari Bundara Waru melaporkan tampaknya warga korban lumpur Lapindo tidak terima dan berupaya terus merangsek masuk untuk menutup akses perbatasan Surabaya-Sidoarjo dengan ratusan unit sepeda motor yang mereka tumpangi. Aksi saling dorong terjadi. Namun, aparat tampaknya berada "di atas angin" setelah bantuan puluhan polisi yang diangkut truk datang menambah kekuatan aparat yang terus berupaya menghalau pengunjuk rasa. Kejadian ini mengakibatkan arus lalu lintas terganggu, untuk arah Sidoarjo-Surabaya lancar, namun sedikit merayap, dan sebaliknya arah Surabaya-Sidoarjo lancar. Sedangkan arah masuk dari Mojokerto macet total. Hingga berita ini diturunkan, para pengunjuk rasa dan aparat kepolisian masih saling "intai". (*)
Copyright © ANTARA 2007