Masyarakat tidak usah resah, yang penting bentengi diri dan tidak mudah terpengaruh ajakan-ajakan orang yang belum kita kenal,"

Lubuk Sikaping, Sumbar (ANTARA News) - Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyjk Pusung, mengimbau masyarakat untuk dapat membentengi diri dari paham radikalisme yang saat ini mencuat ke permukaan, seperti Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

"Masyarakat tidak usah resah, yang penting bentengi diri dan tidak mudah terpengaruh ajakan-ajakan orang yang belum kita kenal," kata Lodewyjk di Lubuk Sikaping, Pasaman, Rabu.

Ia menambahkan, jika ada orang yang tidak kita kenal, mengajak melakukan suatu kegiatan yang awalnya baik, dan kemudian lama kelamaan mulai tidak baik, itu berarti telah tercuci otaknya, makanya lebih baik dari awal diwaspadai.

Hal ini disampaikan pangdam saat kunjungannya ke Makodim 0305 Pasaman, dalam rangka kunjungan selama tiga hari di Sumatera Barat, dan mendatangi setiap kodim dan koramil yang ada di daerah itu, serta melihat langsung para anggota di bawah jajaran TNI Bukit Barisan, serta mengetahui kesulitan dan kebutuhan anggota di lapangan.

"Terkait paham radikalisme ini, saya juga menginstruksikan kepada prajurit untuk membentengi diri, termasuk memantau anak-anak mereka agar tidak terpengaruh aliran radikal yang marak saat ini," jelasnya.

Salah satu paham radikal yang dimaksud pangdam tersebut yakni aliran yang saat ini terkuak ke permukaan, Gafatar, yang pengikutnya juga ada masyarakat yang terpelajar, seperti dokter, dan golongan lainnya.

"Jika anak-anak kita sudah masuk usia SMP sederajat dan SMA, bahkan juga kuliah, mereka sudah menentang-nentang orang tua, itu sudah ada indikasi, mereka kalau tidak terlibat narkotika dia terpengaruh organisasi yang tidak benar," katanya.

Lodewyjk menambahkan, orang terpelajar saja bisa dipengaruhi oleh mereka, seperti dokter, pejabat, sebab itu saya imbau masyarakat dan anggota mewaspadai ini.

"Saya berharap paham seperti itu tidak berkembang di sini," jelasnya.

"Khusus Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riu, atau di bawah jajaran Bukit Barisan, saya melihatnya belum ada indikasi kegiatan paham tersebut," jelasnya.

Lodewyjk menjelaskan, namun demikian jajaran TNI Bukit Barisan, akan tetap mewaspadai dan memantau jika ada perkembangan aliran tersebut.

(KR-EKO/H007)

Pewarta: Eko Fajri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016