Paris (ANTARA) - Direktur umum Lille, Xavier Thuilot, secara tidak langsung menyatakan Manchester United seharusnya dikeluarkan dari Liga Champions, menyusul insiden yang melibatkan suporter mereka pada pertandingan Selasa. Thuilot membandingkan situasi tersebut dengan pengusiran klub Belanda, Feyenoord dari ajang Piala UEFA setelah suporter mereka menyulut keributan di klub Perancis lainnya, Nancy, pada Desember. Bayangan tragedi Hillsborough tampak pada pertandingan di Stadion Felix-Bollaert, yang dimenangi United 1-0 melalui gol Ryan Giggs yang kontroversial, ketika polisi anti huru-hara Perancis menggunakan gas air mata untuk meredakan apa yang mereka sebut situasi yang tidak terkontrol. Para suporter menyeruak melewati celah sempit pada pagar pembatas setelah sekitar 5.000 penonton dipaksa masuk ke teras yang dirancang hanya untuk 3.500 orang. Thuilot, yang didampingi presiden klub Michel Seydoux, dalam sebuah konferensi pers, Kamis, mengatakan, "UEFA memberi lampu hijau untuk semua bentuk pengamanan yang kami lakukan pada pagi hari menjelang pertandingan sehingga jika mereka menghukum kami maka mereka juga menghukum diri mereka sendiri." "Manchester United menerapkan hukum gaya mereka kepada klub sepakbola Lille, kepada Stadion Felix-Bollaert dan kepada UEFA," katanya. "Mereka sangat ingin membuat agar cerita versi mereka benar sejak pertandingan berakhir karena klub tahu apa yang dipertaruhkan jika terjadi insiden yang melibatkan suporter mereka." "Terserah UEFA bagaimana menyelesaikan masalah ini, tetapi kami yakin kategori masalah ini sama seperti Feyenoord," tambahnya. Thuilot menjelaskan mereka telah mengirim kuota tiket United beberapa pekan lalu. "Tetapi klub Inggris mendistribusikan tiket sebulan lalu, bukan memberikan kepada suporter saat mereka datang ke stadion. Itu memudahkan terjadinya pemalsuan tiket," ujarnya. Komisi disiplin UEFA akan bertemu pada 22 Maret untuk membahas masalah tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2007