Jakarta (ANTARA News) - Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, sebagai salah satu pelabuhan besar di Indonesia, tidak memiliki armada kapal pemadam kebakaran yang memadai. Menteri Perhubungan Hatta Radjasa, setelah memberi keterangan pers di Gedung Departemen Perhubungan (Dephub), Jakarta, Kamis, mempertanyakan pada pejabat Dephub soal lemahnya semprotan air dari kapal pemadam kebakaran yang digunakan untuk memadamkan KM Levina I yang terbakar pada Kamis pagi. "Kok kapal pemadam kebakaran kita kecil sekali semprotan airnya. Airnya seperti malu-malu untuk keluar," ujarnya. Hatta kemudian menambahkan pelabuhan sebesar Tanjung Priok seharusnya memiliki armada kapal pemadam kebakaran yang lebih baik. Kepada para pejabat Dephub, ia lalu bertanya tanggung jawab siapa untuk menyiapkan armada kapal pemadam kebakaran. Setelah mendapat jawaban bahwa pihak yang bertanggungjawab adalah PT (Persero) Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Hatta kemudian mengatakan bahwa ia akan berbicara dengan pihak Pelindo. KM Levina I terbakar pada Kamis pagi sekitar pukul 05.20 WIB di perairan sekitar 50 mil dari Pelabuhan Tanjung Priok atau enam mil sebelah timur Beting Eka. Menhub menyatakan dugaan sementara menyebutkan penyebab kebakaran itu berasal dari sebuah truk yang berada di dek khusus kendaraan. Juga terdapat dugaan bahwa truk tersebut mengangkut bahan kimia, karena menurut para saksi mata, api yang berasal dari truk itu menjalar begitu cepat. Akibat peristiwa itu, 16 korban tewas sementara 17 penumpang masih dinyatakan hilang. Sampai saat ini, 300 penumpang yang selamat sudah berhasil dievakuasi. TNI AL masih mengerahkan tiga KRI, yaitu KRI Lemadang, KRI Viper, dan KAL Kalagian, serta dua pesawat udara TNI AL untuk mencari korban yang masih hilang. (*)
Copyright © ANTARA 2007