Jakarta (ANTARA News) - Seorang ustadz lulusan Universitas Al Azhar, Kairo, mengatakan keislaman yang hanya tertera pada KTP membuat banyak orang mengikuti Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) untuk kemudian hilang di beberapa daerah seperti DIY dan Jawa Tengah.
"Ada tiga alasan kenapa mudahnya orang Islam mau ikut kelompok sesat seperti Gafatar. Pertama karena "kebodohan" terhadap pemahaman Islam, ya hanya Islam KTP, kan sudah jelas Islam wajib shalat dan puasa Ramadhan," kata Ustadz Yasir Arrafat kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Gafatar ini dinilai sesat karena menawarkan keringanan dalam beragama bagipengikutnya. Menurut ajaran ini, muslim tidak diwajibkan shalat, puasa, dan beribadah haji. Mereka hanya menggunakan asas kasih sayang dan antikekerasan.
"Kedua, karena kebodohan mereka, banyak yang ikut-ikutan karena mau enaknya saja, seperti tidak melakukan kewajiban beribadah," ujar Yassir yang masih aktif berdakwah.
Ustadz Yasir menambahkan, biasanya kelompok-kelompok sesat seperti ini mengimingimingi calon pengikutnya dengan keuntungan jika bergabung.
"Ada semacam pencucian otak itu seperti menyelewengkan pemahaman kita, kemudian menanamkan pemahaman mereka," jelas Yasir.
Belakangan banyak kasus orang hilang yang dikaitkan dengan pengikut Gafatar seperti hilangnya dokter Rica asal Yogyakarta, yang ditemukan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Pewarta: Faizah - Arnaz
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016