Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, di Jakarta, Rabu mengatakan, nilai tukar rupiah bergerak stabil dengan kecenderungan menguat pada awal perdagangan hari ini (13/1).
Ini menyusul langkah investor di pasar uang dalam melakukan akumulasi terhadap mata uang safe haven mulai mereda setelah otoritas Tiongkok berusaha keras meredam penurunan mata uangnya.
"Intervensi oleh bank sentral Tiongkok mampu mempertahankan mata uang yuan dalam area positif sehingga memberikan kesempatan pada mata uang di negara-negara berkembang seperti rupiah berada di area positif," katanya.
Ia menambahkan bahwa pergerakan pasar ekuitas di dalam negeri pada awal perdagangan hari ini (Rabu, 13/1) juga bergerak positif sehingga turut menopang laju rupiah. Pelaku pasar asing diproyeksikan masih melanjutkan aksi beli terhadap aset-aset keuangan di dalam negeri.
Kendati demikian, menurut dia, potensi rupiah untuk bergerak naik lebih tinggi masih cenderung tertahan menyusul belum stabilnya pertumbuhan ekonomi dunia, terutama Tiongkok serta harga komoditas yang masih dalam posisi rendah.
"Harga komoditas yang rendah akan mempengaruhi pendapatan negara, situasi itu dapat kembali mempengaruh kinerja neraca keuangan Indonesia," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa ketidakpastian ekonomi di Tiongkok serta prospek buruk harga komoditas akan mengurangi harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).
Sedianya, pada 13-14 Januari 2016 Bank Indonesia akan melaksanakan Rapat Dewan Gubernur untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter, salah satunya mengenai besaran BI rate.
"Intervensi oleh bank sentral Tiongkok mampu mempertahankan mata uang yuan dalam area positif sehingga memberikan kesempatan pada mata uang di negara-negara berkembang seperti rupiah berada di area positif," katanya.
Ia menambahkan bahwa pergerakan pasar ekuitas di dalam negeri pada awal perdagangan hari ini (Rabu, 13/1) juga bergerak positif sehingga turut menopang laju rupiah. Pelaku pasar asing diproyeksikan masih melanjutkan aksi beli terhadap aset-aset keuangan di dalam negeri.
Kendati demikian, menurut dia, potensi rupiah untuk bergerak naik lebih tinggi masih cenderung tertahan menyusul belum stabilnya pertumbuhan ekonomi dunia, terutama Tiongkok serta harga komoditas yang masih dalam posisi rendah.
"Harga komoditas yang rendah akan mempengaruhi pendapatan negara, situasi itu dapat kembali mempengaruh kinerja neraca keuangan Indonesia," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa ketidakpastian ekonomi di Tiongkok serta prospek buruk harga komoditas akan mengurangi harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).
Sedianya, pada 13-14 Januari 2016 Bank Indonesia akan melaksanakan Rapat Dewan Gubernur untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter, salah satunya mengenai besaran BI rate.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016