Jakarta (ANTARA News) - Mulai dari investor dalam negeri hingga investor asing menyatakan komitmennya untuk berinvestasi industri petrokimia di Indonesia karena melihat potensi pasar yang begitu besar.


"Ada beberapa calon investor yang commited, dari Jepang, Jerman, Korea, ada juga yang dari dalam negeri," kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Harjanto di Jakarta, Rabu.


Beberapa di antara mereka berkeinginan memproduksi metanol hingga ke produk derivatif atau turunannya.


Menurut Harjanto, jika investasi tersebut benar-benar terealisasinya, nilainya bisa mencapai 10 miliar dollar AS.


"Kalau untuk memproduksi metanol memang harus dekat dengan gas. Tapi produk turunannya bisa diproduksi menyebar," ujar Harjanto.


Dalam hal ini, pemerintah berencana menetapkan kebijakan Domestik Market Obligation (DMO), agar barang setengah jadi yang diproduksi bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk industri dalam negeri.


Diketahui, Kemenperin tengah mendorong masuknya investasi sektor industri hulu petrokimia untuk menciptakan nilai tambah dan memperkuat kedalaman struktur industri.


Menurut Harjanto, bahan baku untuk industri petrokimia sebagian besar tersedia di dalam negeri, seperti gas dan batu bara.


Selain itu, Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor ini juga tersedia, meskipun harga komoditas yang masih relatif tinggi menjadi pekerjaan rumah pemerintah.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016