Kedok mereka, agama dipermudah. Bagi yang nggak ingin ribet, maka ini sangat menarikJakarta (ANTARA News) - Polisi menduga organisasi Gafatar mengandalkan prinsip kasih sayang dan anti kekerasan untuk menarik minat masyarakat agar bergabung dengan organisasi mereka.
"Mereka menggunakan asas kasih sayang dan anti kekerasan. Ini kedok mereka," kata Kadivhumas Polri Irjen Anton Charliyan, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Gafatar, kata dia, menawarkan keringanan-keringanan dalam melaksanakan ibadah sehingga menarik bagi mereka yang enggan beribadah sesuai syariat Islam.
"Kedok mereka, agama dipermudah. Bagi yang nggak ingin ribet, maka ini sangat menarik. Di Gafatar, seorang Muslim nggak perlu shalat dan puasa," kata Anton.
Gafatar merupakan sebuah organisasi yang telah lama dinyatakan terlarang oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Adapun organisasi tersebut kini telah bermetamorfosa menjadi Negara Karunia Allah (NKA).
Sebelumnya, dokter Rica Tri Handayani dan putranya hilang pada 30 Desember 2015.
Menurut keterangan suami Rica, dokter Aditya Akbar Wicaksono, Rica pernah terlibat aktif dalam organisasi yang disebut-sebut metamorfosa dari organisasi Gafatar.
Meski berhenti setelah menikah, komunikasi Rica dengan organisasi tersebut diduga terjalin kembali selama suaminya melanjutkan studi Kedokteran spesialisasi Ortopedi di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Rica bersama putranya ditemukan pada Senin (11/1) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Senin pagi.
Rica dan anak balitanya diamankan pada saat akan melakukan check in di Bandara Iskandar, Kotawaringin Barat, Kalteng pada pukul 06.20 WIB yang rencananya terbang menuju Jakarta dengan pesawat Trigana Air pukul 07.30 WIB.
Bersama dia, ikut diamankan dua orang lainya, yakni E dan V. Keduanya merupakan terduga perekrut dr. Rica.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016