Sejauh ini yang mendapat remisi dan benar-benar tidak terdeteksi kanker 3 persen atau sekitar 300-400 pasien, termasuk yang sudah sampai stadium akhir dan dinyatakan tidak bisa ditangani secara medis,"
Jakarta (ANTARA News) - Alat terapi kanker temuan Warsito yang berkekuatan medan listrik voltase rendah dan menghambat pertumbuhan sel kanker nyatanya dapat memperpanjang hidup sekitar 300-an pasien sejak dikembangkan pada 2003.
"Sejauh ini yang mendapat remisi dan benar-benar tidak terdeteksi kanker 3 persen atau sekitar 300-400 pasien, termasuk yang sudah sampai stadium akhir dan dinyatakan tidak bisa ditangani secara medis," kata pemilik CTECH Lab Edwar Technology Warsito Purwo Taruno pada konferensi pers di Tangerang, Senin.
Warsito mengatakan salah satu contoh survivor adalah kakak kandungnya, Suwarni, yang tervonis kanker payudara sejak enam tahun lalu dan bertahan hidup sampai sekarang.
Alat terapi Warsito yang berupa rompi dan tudung kepala bernama "Electro-Capacitive Cancer Therapy" (ECCT) ini bekerja dengan mengeluarkan medan listrik bervoltase rendah.
Hanya sel yang memiliki tingkat kelistrikan tinggi, dalam hal ini sel kanker yang terpengaruh, terutama dayanya akan lebih tinggi saat pembelahan sel.
"Karena (medan listrik) yang dipaparkan sangat rendah, yang terpengaruh hanya sel kanker saja, sedangkan sel normal hanya terpengaruh 1/20 dari sel kanker," kata lulusan pendidikan doktoral Teknik Elektro Shizouka University Jepang tersebut.
Menurutnya, biaya untuk pembuatan rompi untuk kanker payudara, paru-paru dan tudung anti kanker untuk kanker otak terbilang murah jika dibandingkan dengan kemoterapi penyembuhan kanker pada umumnya, yakni berkisar antara Rp7-10 juta.
Namun, pelelehan sel kanker dalam tubuh dapat terlihat sejak 2 bulan pengobatan dan umumnya pasien bersih dari deteksi sel kanker setelah 2 tahun pengobatan.
Sejak dipatenkan pada awal 2012, pasien Warsito mencapai sampai 6.000-an dengan catatan konsultasi 50 persen di antaranya membaik, 40 persen stagnan atau sel kanker bisa ditahan dan 10 persen lainnya tidak ada respons.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir pada kunjungan kedua kalinya ke klinik Warsito mendukung berjalannya klinik tersebut yang sampai saat ini masih menunggu uji klinis dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
"Sambil menunggu selesai uji klinis phase 3, alat terapi kanker ECCT ini dapat dijadikan perawatan alternatif terutama bagi para pejuang kanker yang gagal terapi, yang sudah tidak mempunyai harapan atau pun dikategorikan sebagai tindakan paliatif lainnya," kata Nasir.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016