Surabaya (ANTARA News) - Penyerahan santunan kepada empat keluarga korban tewas pesawat AdamAir --jatuh di perairan Selat Makassar pada 1 Januari 2007-- berlangsung tertutup di gedung Bank Mandiri Jl Pemuda, Surabaya, Kamis. "Sembilan (maksudnya ada sembilan keluarga korban yang menerima santunan), tapi jangan (jangan di-ekspose), keluarga korban nggak membolehkan," ujar Distrik Manajer AdamAir Area Surabaya, Natalia Budiarjo. Informasi yang dihimpun pers di lokasi penyerahan santunan itu mencatat ada empat keluarga korban AdamAir yang menerima uang santunan sebesar Rp828 juta per-korban ditambah dengan santunan PT Jasa Raharja sebesar Rp40 juta/korban. Keluarga korban AdamAir yang menerima santunan adalah Yadi (45) asal Pare, Kediri, yang merupakan paman dari Rosiatul Muslimah (28). Yadi didampingi Fatiah (21) yang merupakan kakak almarhumah. Keluarga korban lainnya, Ny Rahmawati yang merupakan suami dari almarhum Letkol Bambang, dan Abraham Mamutu yang kehilangan isterinya Wesae Walintukan dan mertuanya Marice. Keduanya dari Surabaya. Satu korban lainnya tidak ada informasi, termasuk lima korban lainnya yang keluarganya tidak tampak hadir hingga acara selesai dan tidak ada alasan atas ketidakhadirannya itu. Dalam kesempatan itu, Natalia juga mengelak berkomentar tentang insiden "hard landing" yang dialami pesawat Boeing 737-300 dengan nomor penerbangan KI 172 di Bandara Juanda Surabaya, Rabu (21/2). Namun, Natalia membagikan rilis tentang insiden pesawat milik maskapai penerbangan AdamAir itu. Intinya, keputusan Departemen Perhubungan (Dephub) untuk melarang operasional tujuh pesawat milik AdamAir merupakan hukuman yang keras. Oleh karena itu, manajemen AdamAir meminta maaf kepada pelanggan bila perjalanannya terganggu akibat keputusan Dephub tersebut, sebab keputusan itu mengharuskan penjadwalan ulang pesawat yang dampaknya mengganggu operasional. Menanggapi keputusan Dephub itu, manajemen AdamAir meminta pemerintah untuk meninjau keputusan tersebut dengan menunggu hasil investigasi KNKT, meski manajemen AdamAir sendiri sudah berencana melakukan penghentian operasional untuk dua pesawat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007