Jakarta (ANTARA News) - LSM Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group menyayangkan matinya ribuan burung hasil sitaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur.
"Dari sekitar 2.700 burung hasil sitaan, hanya sebanyak 308 ekor burung yang dilepasliarkan kembali ke hutan di Kalimantan Timur, pada Sabtu, 9 Januari kemarin," kata investigator senior Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group, Marison Guciano, melalui siaran persnya, Minggu.
Menurut Marison, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur berhasil menyita sebanyak 2.730 ekor burung di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, ada 2 Desember 2015, yang rencananya akan diselundupkan ke Jakarta.
Burung-burung yang masuk dalam kelompok satwa liar dilindungi tersebut, seperti beo, murai batu, kacer, dan merbah mata merah, setelah disita ditempatkan di karantina sebelum dilepas liarkan di hitan Kalimantan Timur.
Marison menduga, penyebab kematian sebagian besar burung-burung hasil sitaan tersebut karena pengangkutan yang tidak memenuhi syarat, lamanya dikurung dalam kandang karantina, serta buruknya penanganan.
"Saat diselundupkan, ribuan burung itu ditempatkan dalam kotak-kotak kardus yang sempit dan pengap sehingga menjadi stress dan mati," katanya.
Marison juga menduga, penyebab lainnya adalah lamya ditempatkan dalam kandang di karantina yang rentan tertular penyakit pada saat dititipkan BBKSDA Jawa Timur di kandang karantina milik Taman Safari Prigen, Pasuruan, Jawa Timur.
Tim investigasi dari Scorpion, kata Marison, telah mendatangi Taman Safari Prigen dan melakukan mengajukan permohonan mengunjungi burung burung sitaan tersebut di kandang karantina Taman Safari Prigen, Pasuruan, tapi ditolak oleh pengelola Taman Safari.
Marison juga meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan standar operasional prosedur (SOP) dalam penanganan satwa liar hasil sitaan, sehingga banyak yang mati karena tidak terurus.
Scorpion juga menyatakan mengapresiasi upaya BBKSDA Jawa Timur yang telah menggagalkan upaya penyelundupan ribuan burung dari Kalimantan Timur ini dengan sasaran dijual secara ilegal di Pasar Burung Pramuka, Jakarta.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016