Hal tersebut disampaikan Ketua Gapmmi Adhi Lukman saat memaparkan daya saing industri makanan dan minuman dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Ternyata anggota Gapmmi mulai merambah negara-negara tersebut, ada yang di Myanmar. Bahkan, karena di sana masih sedikit, industri mamin Indonesia menjadi primadona," kata Adhi Lukman di Jakarta, Jumat.
Dengan dibangunnya jalur distribusi produk makanan ringan asal Tanah Air tersebut, maka akan membuka jalur ekspor dari Indonesia ke negara-negara ASEAN lebih luas dan mudah.
Selain Myanmar, investor Indonesia juga membuka jalur distribusi, mendirikan pabrik, hingga membeli perusahaan makanan minuman di Filipina, Singapura, Malaysia dan Vietnam.
"Untuk produk di Singapura dan Malaysia itu bumbu dan bihun. Thailand itu permen. Potensi pasar ASEAN besar, itu yang harus dimanfaatkan," ujar Adhi.
Selain memanfaatkan potensi pasar, hal tersebut dilakukan untuk mengintegrasikan pasar ASEAN untuk menghapus hambatan ekspor yang kerap terjadi dari Indonesia ke beberapa negara.
"Hambatan yang bilang ekspor sulit itu bisa terhapuskan karena kita punya kaki di negara-negara tersebut. Malaysia, Singapura juga melakukan hal yang sama, karena dianggap sesama sendiri lebih nyaman koordinasinya," ujar Adhi.
Adhi berharap, Indonesia mampu menjadi pemenang dalam MEA, sehingga tidak hanya dijadikan pasar dalam kesepakatan yang dimulai sejak 31 Desember 2015 tersebut.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016