Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Riau menduga bahwa mortir berukuran besar yang ditemukan warga Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru dalam kondisi aktif itu merupakan mortir yang gagal meledak.
"Saat ini kita masih terus mengidentifikasi mortir temuan itu. Hasil sementara diketahui dalam kondisi aktif meski kondisinya sedikit berkarat. Kuat dugaan mortir ditemukan karena gagal meledak," jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.
Dia menjelaskan mortir yang ditemukan warga itu berdiameter 8 sentimeter (Cm) dan panjang 32 Cm dengan bobot sekitar lima kilogram itu nantinya akan segera dimusnahkan atau Disposal.
Lebih lanjut, dia mengatakan dari bentuknya diketahui bahwa mortir itu menyerupai buatan Amerika. "Dari identifikasi awal kita duga buatan Amerika atau Inggris," ujarnya.
Sementara itu, terkait umur mortir berwarna Silver dan memiliki ekor itu diperkirakan lebih dari 10 tahun. Sebelumnya Jajaran Kepolisian Sektor Tampan, Kota Pekanbaru, menyelidiki sebuah mortir berukuran sekitar 5 Kilogram yang ditemukan oleh warga setempat pada Kamis lalu (7/1).
Guntur menjelaskan bahwa mortir itu diserahkan anggota TNI AD Yon Arhanudse 13/BS Baterai P Pekanbaru, Jumat pagi. Dari informasi yang didapat, mortir itu ditemukan oleh dua warga yang mengaku mahasiswa pada Kamis lalu.
Hanya saja kedua warga yang mengaku mahasiswa itu tidak diketahui identitasnya karena sesaat setelah memberikan mortir itu ke anggota TNI langsung meninggalkan lokasi tanpa sempat diperiksa terlebih dahulu.
Hingga akhirnya, anggota TNI yang menerima mortir itu memutuskan untuk menyerahkan mortir aktif itu ke polisi agar bisa ditindaklanjuti.
Penemuan bahan peledak di Riau sebelumnya pernah terjadi di Kabupaten Rokan Hulu dan Kota Dumai pada 2015 lalu. Di Rokan Hulu, mortir itu ditemukan pekerja bangunan saat melakukan pembangunan jalan di Desa Tibawan Cipang Kanan, Kecamatan Rokan IV Koto. Mortir dalam keadaan utuh itu ditemukan terpendam dalam tanah.
Sementara itu Dumai, mortir itu ditemukan warga di tumpukan sampah. Kedua bahan peledak berbentuk nanas itu dipastikan dalam keadaan aktif.
Pewarta: Fazar Muhardi dan Anggi Romadhoni
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016