Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah Indonesia telah menawarkan diri untuk menjadi mediator dalam penyelesaian konflik antara Iran dan Arab Saudi secara damai.
"Semua upaya akan terus dilakukan agar situasi tidak menjadi lebih buruk," kata Menlu Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri 2016 di Jakarta, Kamis.
Dalam beberapa hari terakhir, Menlu Retno telah melakukan komunikasi dengan Iran dan Arab Saudi, selain itu juga dengan sejumlah negara lain, yakni Malaysia, Uni Emirat Arab, Qatar, Turki, dan Rusia.
Menlu juga telah berkomunikasi dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Iyad Ameen Madani untuk membahas solusi damai bagi konflik Iran dan Arab Saudi.
"Dalam komunikasi tersebut, Indonesia meminta kepada semua pihak untuk menahan diri sehingga situasi tidak memburuk," kata Retno.
Indonesia juga menegaskan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah karena situasi di kawasan akan sangat dipengaruhi oleh hubungan Iran dan Arab Saudi.
Menlu Retno juga menegaskan bahwa Indonesia bersikap netral sebagai negara yang memiliki hubungan baik dengan Iran dan Arab Saudi.
Desakan untuk menahan diri juga muncul dari Dewan Keamanan PBB yang meminta semua pihak untuk mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan di kawasan.
Dalam suatu pernyataan, 15 negara anggota Dewan Keamanan mengecam dengan sangat keras serangan demonstran Iran yang melempar bom api ke arah kantor kedutaan dan konsulat Arab Saudi.
Namun, Dewan Keamanan tidak menyebut sama sekali insiden yang memicu serangan di dua kantor perwakilan Arab Saudi tersebut, yakni hukuman mati Arab Saudi terhadap ulama dan aktivis Syekh Nimr al-Nimr yang memicu protes keras dari pemeluk aliran Islam Syiah.
Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016