Kementerian Penyatuan mengatakan bahwa untuk sementara hanya mengizinkan pengusaha Korea Selatan dan yang terlibat langsung dengan kegiatan di Gugus Industri Kaesong melintasi perbatasan, demi keamanan.
"Pembatasan masuk itu untuk memastikan keselamatan warga dalam keadaan darurat ini," kata pejabat kementerian, yang enggan disebutkan namanya.
Sekitar 500 warga Korea Selatan masih melintasi perbatasan ke Keasong, Kamis, namun petugas mengatakan jumlah tersebut segera diturunkan.
Langkah itu digambarkan sebagai "langkah kontra awal", dan pejabat kementerian menyarankan pembatasan lebih jauh di Kaesong bisa diberlakukan di masa depan.
"Begitu kita mendapatkan gambaran penuh sanksi terhadap Korea Utara, langkah ini akan perlu dikaji," katanya.
Dengan dukungan China, sekutu utama Pyongyang, ke-15 anggota Dewan Keamanan PBB, Rabu, mengecam keras uji tersebut dan mengatakan akan mulai membuat rancangan resolusi PBB yang akan mengandung "langkah nyata selanjutnya".
Kawasan industri Kaesong dibuka pada 2004 dan saat ini menempatkan lebih dari 120 perusahaan Korea Selatan yang mempekerjakan sekitar 53.000 pekerja Korea Utara.
Kawasan itu merupakan sumber uang berharga bagi Korut yang terkucil dan miskin. Perusahaan-perusahaan Korea Selatan mendapatkan pekerja murah serta pinjaman dan keringanan pajak dari pemerintah.
Kawasan bisnis yang merupakan kerja sama ekonomi yang tersisa antara dua Korea, menjadi semakin rentan terhadap gejolak dalam politik antar-Korea.
Pada 2013, selama meningkatnya ketegangan lintas batas, Pyongyang menutup kawasan itu selama lima bulan dengan menarik para pekerjanya.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016