... nanti tidak ada lagi alasan-alasan program dan kegiatan belum terealisasi karena kontrak terlambat...Jakarta (ANTARA News) - TNI AL menandatangani kontrak pengadaan barang dan jasa senilai untuk 2016 senilah Rp1,19 triliun, yang sebagian besar kontrak untuk pengadaan arsenal senilai Rp902,9 miliar. Penandatanganan dilakukan secara "massal" atas 154 surat kontrak.
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, bersama sejumlah pimpinan TNI AL, menyaksikan penandatangan itu, di aula Markas Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis.
Perincian kasar nilai kontrak itu adalah Rp902,9 miliar untuk arsenal, Rp167,8 miliar untuk infrastruktur, dan Rp121,6 miliar untuk perlengkapan personel.
Semua kontrak itu, kata dia, sesuai amanat Perpres Nomor 70/2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Semua kontrak juga telah dilelang sebelumnya.
Dengan memulai pelaksanaan kegiatan dan penyerapan dana secara dini maka secara otomatis akan mempercepat daya serap anggaran TNI AL dan dapat menghindari penganggaran lintas tahun.
Dia katakan, jika ini selalu terjadi maka memberikan kontribusi nyata bagi perbaikan ekonomi di Indonesia secara umum dan bagi pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI AL pada khususnya.
"Dengan kontrak ini nanti tidak ada lagi alasan-alasan program dan kegiatan belum terealisasi karena kontrak terlambat," katanya.
Dengan memulai pelaksanaan kegiatan dan penyerapan dana secara dini maka secara otomatis akan mempercepat daya serap anggaran TNI AL dan dapat menghindari penganggaran lintas tahun.
Dia katakan, jika ini selalu terjadi maka memberikan kontribusi nyata bagi perbaikan ekonomi di Indonesia secara umum dan bagi pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI AL pada khususnya.
"Dengan kontrak ini nanti tidak ada lagi alasan-alasan program dan kegiatan belum terealisasi karena kontrak terlambat," katanya.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016