Meskipun demonstrasi adalah hak asasi manusia, serangan terhadap sebuah kedutaan besar dan pelanggaran komitmen bisa merusak citra Republik Islam

Riyadh, Arab Saudi (ANTARA News) - Para diplomat Iran telah meninggalkan Arab Saudi setelah negara kerajaan ini memutuskan semua hubungan dengan Tehran menyusul serangan terhadap misi diplomatiknya di Republik Islam Iran, lapor kantor berita Saudi SPA seperti dikutip AFP.

Staf Kedutaan Besar Iran di Riyadh dan yang berada di konsulat di Jeddah telah meninggalkan Saudi dengan menumpang sebuah pesawat pribadi Iran, lapor SPA.

Stasiun penyiaran resmi Iran IRIB melaporkan bahwa para diplomat itu telah tiba di Tehran dengan menayangkan gambar pesawat mereka setelah mendarat di Bandara Mehrabad, Tehran.

Stasiun televisi itu melaporkan bahwa pesawat itu mengangkut 54 diplomat Iran dan keluarganya yang disambut oleh salah seorang deputi menteri luar negeri Iran.

Para diplomat Saudi di Iran telah kembali ke kerajaan Selasa, lapor media Saudi.

Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dan penerbangan dengan Tehran setelah demonstran yang marah membakar gedung kedutaan besar Saudi di ibu kota Iran dan konsulatnya di Mashhad.

Demonstrasi akhir pekan itu adalah tanggapan atas eksekusi yang dilakukan Riyadh menyusul eksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr yang menjadi penggerak utama demonstrasi Syiah pada 2011.

Duta Besar Iran untuk Arab Saudi Hossein Sadeghi menyebut kemarahan atas eksekusi Nimr itu alamiah, sedangkan respons atas eksekusi itu tidak alamiah.

"Meskipun demonstrasi adalah hak asasi manusia, serangan terhadap sebuah kedutaan besar dan pelanggaran komitmen bisa merusak citra Republik Islam," kata dia.

"Langkah ini tidak bisa diterima dan salah, kita mesti menarik sebuah pelajaran sehingga di samping menjamin hak untuk berunjuk rasa, tindakan semacam itu semestinya tidak boleh terjadi," sambung dia seperti dikutip AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016