Indeks komposit Shanghai naik 2,25 persen atau 74,13 poin menjadi ditutup pada 3.361,84 dan indeks komposit Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa kedua China alias Tiongkok, melonjak 2,61 persen atau 54,19 poin menjadi 2.133,96.
Tetapi, indeks acuan Hang Seng di Hong Kong berakhir 0,98 persen, atau 207,91 poin lebih rendah pada 20.980,81.
Shanghai menukik 6,86 persen pada Senin --sebelum perdagangan dihentikan-- setelah rilis data manufaktur yang lemah meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Yang diikuti oleh penurunan 0,26 persen pada Selasa.
Kerugian diperburuk oleh kekhawatiran tentang pencabutan larangan jual oleh investor yang memegang lebih dari lima persen saham perusahaan pada Jumat, yang didatangkan selama kekacauan pasar musim panas untuk mencegah kerugian lebih lanjut.
Aksi jual besar-besaran menyebabkan pemerintah untuk menyuntikkan miliaran dolar ke dalam sistem keuangan, dengan Bloomberg News mengatakan sejumlah besar sedang menghabiskan oleh "tim nasional" yang terkait negara dalam menopang pasar saham.
Juga pada Rabu bank sentral memotong nilai mata uang yuan untuk
sesi ketujuh, menetapkan kurs referensi harian di tingkat terendah sejak April 2011, menurut pasar valuta asing nasional.
"Tim nasional akan melakukan intervensi selama pasar menunjukkan fluktuasi besar," analis Haitong Securities, Zhang Qi, mengatakan kepada AFP.
Laporan terpisah mengatakan bahwa regulator akan menunda pencabutan larangan penjualan yang direncanakan Jumat juga mendorong sentimen, kata para dealer.
Diduga intervensi pasar terjadi di tengah kekhawatiran atas kelesuan ekonomi China, yang diperkirakan tumbuh pada 2015 dengan kecepatan paling lambat dalam seperempat abad. Data resmi pertumbuhan pada kuartal keempat dan tahunan akan dirilis akhir Januari.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016