Bandung (ANTARA News) - Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) berandil besar mendorong tingkat kunjungan wisata ke sejumlah destinasi wisata di Jawa Barat bagian timur.
"Dampak beroperasinya Tol Cipali sudah terasa mendorong tingkat kunjungan wisata ke sejumlah destinasi wisata di Jabar," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Jabar Herman Muchtar di Bandung, Rabu.
Menurut dia, selain mendongkrak kunjungan wisata ke Cirebon, Kuningan dan Indramayu, jalan tol juga mendongkrak tingkat hunian hotel di kawasan itu.
Selain itu Tol Cipali juga memudahkan akses ke sejumlah destinasi wisata lainnya di Jabar seperti Bogor dan Bandung karena terakses langsung ke Tol Cikampek- Jagorawi dan Purbaleunyi.
"Pada liburan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 lalu tingkat hunian hotel di Jabar mencapai target yakni 80 persen, itu salah satunya karena terdorong Tol Cipali," kata Herman.
Ia menyebutkan, selain wisatawan dari Jabodetabek ke wilayah Cirebon dan Kuningan, juga arus wisatawan dari Jateng ke sejumlah destinasi wisata di Jabar meningkat.
Hal itu, menurut Herman, mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan perhotelan di kawasan itu kian bergairah. Ia mengakui dampaknya di jalur Pantura cukup signifikan juga karena peralihan arus lalu lintas ke jalur tol.
Namun menurut dia, jalur tol itu tidak akan mematikan jalur Pantura karena masih tetap menjadi jalur ramai kendaraan di jalur itu.
"Dampaknya mungkin ada penurunan arus lalu lintas, dan juga terasa bagi restoran dan sektor perdagangan di sana. Tapi saya kira jalur Pantura tetap akan ramai meski telah ada Cipali," kata Herman.
Dampaknya juga mencapai destinasi wisata di Tatar Pansundan seperti Bandung, Pangandaran dan Garut. Meski demikian yang paling signifikan tingkat kunjungannya sebagai dampak Cipali adalah Cirebon dan Kuningan.
Bila Cirebon dan Kuningan sudah mulai bergairah, pihaknya akan mendorong Sumedang dan Majalengka untuk bisa meningkatkan kunjungan wisatanya.
"Evaluasi terakhir kunjungan wisata ke Sumedang kemarin kurang signifikan, dan akan menjadi fokus Jabar. Beberapa obyek wisata mulai dikembangkan, salah satunya wisata olahraga dirgantara," kata Herman Muchtar.
Lebih lanjut ia menyebutkan, ketersediaan kamar hotel di Jawa Barat sudah cukup banyak. Bahkan berakibat perang tarif yang terkadang di luar batas kewajaran dan tidak sehat.
"Di Jabar ada sekitar 8.000 hotel dengan 430.000 kamar. Untuk saat ini masih mencukupi. Tapi terjadi persaingan tarif yang tidak sehat. Hotel di Jabar termasuk murah," kata Ketua PHRI Jabar itu menambahkan.
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016