New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street berakhir relatif stabil pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah sempat jatuh dipicu oleh penurunan tajam pasar ekuitas Tiongkok sehari sebelumnya.

Tetapi saham raksasa teknologi Apple merosot 2,5 persen menyusul laporan bahwa perusahaan akan memangkas produksi iPhone karena penjualannya lemah.

Dow Jones Industrial Average menambahkan 9,72 poin (0,06 persen) menjadi ditutup pada 17.158,66 sedangkan indeks berbasis luas S&P 500 naik 4,05 poin (0,20 persen) menjadi 2.016,71.

Tapi, karena penurunan tajam Apple, indeks komposit teknologi Nasdaq turun 11,66 poin (0,24 persen) menjadi berakhir di 4.891,43.

Saham-saham Amerika Serikat pada Senin bergabung dalam kejatuhan ekuitas global, setelah penurunan tujuh persen di pasar saham Tiongkok dan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran karena eksekusi mati tokoh Syiah terkemuka oleh Saudi.

Pada Selasa, pasar Tiongkok lebih stabil setelah bank sentral Tiongkok, People's Bank of China (PBoC) menyuntikkan 130 miliar yuan (20 miliar dolar AS) ke pasar uang. Laporan-laporan berita juga menyebutkan bahwa pendanaan-pendanaan yang dikendalikan negara melakukan pembelian saham.

Para investor berusaha memastikan Tiongkok dan keretakan Saudi-Iran "akan menjadi sesuatu yang kita harus khawatir untuk tahun ini, atau apakah itu hanya kegagalan hari pembukaan," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di S&P Capital IQ.

"Ini belum terpecahkan."

Saham Apple, perusahaan tercatat terbesar berdasarkan nilai pasar, merosot setelah Nikkei Asian Review melaporkan bahwa perusahaan berencana mengurangi produksi model iPhone 6s terbaru sekitar 30 persen karena penjualan lemah.

Twitter kehilangan 2,8 persen setelah dilaporkan sedang mempertimbangkan penambahan batasan pesan menjadi 10.000 karakter, jauh di atas batas 140-karakter saat ini. Banyak pengguna Twitter mengkritik rencana perubahan itu.

Eli Lilly naik 1,5 persen karena memproyeksikan laba 2016 antara 3,45 dan 3,55 dolar AS per saham, di bawah 3,65 dolar AS yang diperkirakan para analis.

Credit Suisse mengatakan bahwa meskipun lebih rendah dari perkiraan mereka masih melihat peluang kuat di produsen obat tersebut.

Ford turun 1,8 persen setelah penjualan Desembernya kurang sekitar 4.000 dari perkiraan Edmunds.com di 243.590.

General Motors turun 2,6 persen sekalipun penjualannya pada Desember mencapai 290.230 unit, lebih sekitar 3.000 unit dari perkiraan Edmunds dan menutup hasil kuat untuk penjualan mobil AS.

Pembuat senapan api Smith & Wesson melonjak 11,1 persen setelah memproyeksikan laba untuk kuartal yang berakhir 31 Januari sebesar 39-41 sen per saham, jauh di atas perkiraan perusahaan pada 8 Desember di 27-29 sen per saham, demikian seperti dilansir kantor berita AFP. (Uu.A026)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016