Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Herman Prayitno mengatakan, penurunan kesiapan sejumlah pesawat baik tempur maupun angkut, tidak berpengaruh terhadap kemampuan pilot dan awak pesawat.
"Kemungkinan itu memang ada, tetapi kecil sekali," katanya, kepada ANTARA News saat melakukan kunjungan kerja ke Pangkalan Udara Abdulrahman Saleh (ABD) Malang, Jawa Timur, Rabu.
Herman mengatakan, rata-rata kesiapan pesawat tempur yang dimiliki TNI Angkatan Udara saat ini adalah 30 hingga 50 persen dari jumlah kekuatan minimal yang dimiliki.
Akibatnya, untuk keperluan pelatihan guna memelihara dan meningkatkan kemampuan pilot terpaksa dilakukan lebih padat.
"Kalau pesawatnya banyak, maka program latihan dapat dijalankan rutin secara berkesinambungan. Tetapi kalau pesawat sedikit dengan jumlah pilot yang lebih banyak, maka program pelatihan harus dilakukan rutin tetapi padat dan maraton," tutur Kasau.
Kondisi itu, tambah Herman, menuntut tingkat perawatan dan pemeliharaan yang tinggi pula karena pesawat yang terbatas harus digunakan secara terus menerus guna memenuhi kebutuhan latihan awak pesawat.
"Jadi, meski kesiapan pesawat masih berada di bawah ideal namun kita tetap berupaya menjaga kemampuan minimal penerbang sesuai dengan tipe pesawat yang diawaki atau dipiloti. Dengan begitu kemampuan dan profesionalisme awak pesawat tetap dapat dipertahankan," katanya.
Dalam tahun anggaran 2007, ungkap dia, TNI AU membutuhkan jam terbang sebanyak 59.204.00 jam terbang, untuk memenuhi kebutuhan latihan awak pesawat, operasi pendidikan dan kegiatan lainnya.
Saat ini, dari 228 pesawat yang dimiliki TNI AU baru 94 pesawat yang beroperasi optimal dengan rata-rata kesiapan 30 hingga 60 persen.
Pesawat tempur TNI AU dari 75 pesawat hanya 27 yang siap, 51 pesawat angkut hanya 21 yang siap, dari 53 pesawat latih baru 21 pesawat yang operasional optimal dan helikopter dari 50 unit yang ada hanya 25 yang berada dalam kondisi optimal.
Dalam kunjungan kerja ke Lanud ABD, Kasau meninjau seluruh kesiapan di masing-masing skuadron di pangkalan udara Tipe A itu, seperti Skadron Pasukan Khas (Paskhas) 464, Satuan Pemeliharaan (Sathar) 31, Skadron 32 (C-130 Hercules), Skadron 4 (212-Cassa), Skadron Teknik 022 dan Skadron Udara 21 sebagai `home base` pesawat tempur Bronco OV-10.
Pada kesempatan dialog dengan sekitar 200 personel jajaran Lanud ABD tersebut, terungkap kesiapan rata-rata pesawat baik tempur maupun angkut yang masih berada di bawah ideal, mengakibatkan program pelatihan terhadap para pilot dan awak pesawat dipadatkan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007