Surabaya (ANTARA News) - Tas ransel yang diduga berisi bom menggegerkan warga Dusun Muneng, Desa Bendungan, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
"Tas ransel tersebut bukanlah berisi bahan peledak seperti yang diinformasikan warga. Di dalam tas tersebut berisi 4 buah baterai yang digulung kertas, headset, gunting kuku, botol minyak wangi, celana panjang, kemeja, sarung, dan map," kata Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Yong Ferrydjong ketika dikonfirmasi Antara di Surabaya, Selasa.
Ia mengatakan untuk kepentingan penyelidikan, pihaknya akan memeriksa lebih lanjut terhadap saksi-saksi. Pihaknya juga akan menelusuri identitas seorang pria pemilik tas dan motif menitipkan tas tersebut.
"Benda mencurigakan yang terdapat didalam tas punggung berwarna hitam tersebut dititipkan seorang pria yang tidak dikenal kepada warga setempat, kemudian warga menjadi panik karena diduga tas tersebut berisikan bom ikan (bondet)," paparnya.
Khawatir berisi bom, tambahnya warga setempat melaporkan benda mencurigakan tersebut kepada kepolisian. Petugas langsung mengamankan tempat kejadian perkara dengan memasang garis polisi hingga radius 30 meter.
"Kronologinya menurut keterangan warga bernama Halimatus Syahdiyah yang berada dirumahnya, dihampiri penumpang becak yang kemudian menitipkan barang tersebut dengan alasan mau pulang ke Desa Curah Dukuh, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan," jelasnya.
Menurut dia, saksi tersebut mencoba mencari tahu isi tas tersebut karena mencurigai ada benda yang terdapat kabel, ia meminta kepada warga yang berada disekitarnya untuk memeriksanya, setelah sejumlah warga lainnya menyatakan benda itu adalah bom rakitan.
"Tas yang sudah diperiksa oleh beberapa warga kemudian ada yang mengatakan bahwa tas ransel itu adalah bom rakitan, sehingga benda itu langsung di lempar ke dekat jembatan, padahal tas tersebut bukan berisi bom," tuturnya.
Kasat Sabhara Polres Pasuruan Kota, AKP Sumardiyanto mengatakan, pihaknya sudah mengamankan tempat kejadian perkara dan enggan berspekulasi tentang tas hitam sembari menunggu tim Jihandak Brimob Polda Jatim.
Pewarta: Indra Setiawan/Laily Widya
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016