“Saya mendorong Pemerintah untuk memastikan kesiapan sektor pertanian menghadapi MEA, kata kuncinya dalah daya saing, jika komoditas pertanian tidak punya daya saing maka Indonesia akan dibanjiri produk luar dan hanya menjadi pasar,” ungkap Fadli Zon, dalam laman dpr.go.id
Lebih lanjut Fadli Zon mengatakan, ada tiga hal lain yang juga perlu diperhatikan sektor pertanian. Pertama, regulasi baik pusat maupun daerah yang pro pertanian, kedua, infrastruktur pertanian di sentra produksi dan ketiga, program pembinaan.
Di sisi lain, politisi Partai Gerindra ini menyampaikan bahwa tantangan lain hadir dari faktor alam seperti perubahan iklim dan faktor perubahan pola curah hujan yang seringkali mengakibatkan kekeringan dan banjir. Iaa menegaskan, kedua tantangan tersebut penting untuk diantisipasi dengan strategi mitigasi dan adaptasi.
“Kita harus belajar dari kejadian 2015. Jika tidak, bukan hanya kualitasnya yang tidak ada daya saing, namun juga kuantitasnya akan berkurang signifikan,” terang Fadli.
“Pemerintah harus serius dalam pengembangan desa penangkar benih, terutama di luar Jawa. Desa dengan dana APBN harus dapat menjadi pemenuh kebutuhan usaha tani terhadap benih untuk berproduksi sehingga roda perekonomian desa berputar semakin lancar," terangnya.
Fadli Zon yang juga Ketua HKTI mengatakan, permasalahan klasik distribusi pupuk harus dituntaskan.TNI-Polri, dengan kemampuan utama yang dimilikinya perlu dilibatkan dalam pengawasan dan penindakan hukum dalam distribusi pupuk sehingga tidak langka, harga terjangkau dan tepat waktu.
“Posisi mengawasi distribusi pupuk di lapangan, menjadikan TNI-Polri tepat guna dan semakin mendukung upaya khusus (Upsus) pemerintah di sektor pertanian menjadi tepat. Dengan menyentuh masalah mendasar, sektor pertanian bisa lebih siap lagi menghadapi MEA,” tutup Fadli.
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016