Ini karena curah hujan pada bulan Januari untuk wilayah tengah Jateng seperti Purwokerto dan Banjarnegara diprakirakan normal hingga di atas normal,"

Cilacap (ANTARA News) - Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap mengimbau warga Purwokerto dan Banjarnegara, Jawa Tengah untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya tanah longsor pada Januari ini.

"Ini karena curah hujan pada bulan Januari untuk wilayah tengah Jateng seperti Purwokerto dan Banjarnegara diprakirakan normal hingga di atas normal," kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Selasa.

Ia memprakirakan curah hujan pada bulan Januari untuk wilayah Jateng bagian tengah berkisar 400-500 milimeter sehingga termasuk kategori di atas normal.

Oleh karena itu, kata dia, warga yang bermukim di wilayah Jateng bagian tengah terutama di daerah perbukitan diimbau untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya tanah longsor.

Sementara untuk wilayah Jateng selatan termasuk Kabupaten Cilacap bagian barat, lanjut dia, curah hujan pada bulan Januari diprakirakan berlangsung normal, yakni berkisar 300-400 meter.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan dalam satu hari atau dalam hitungan jam ada daerah yang diguyur hujan lebat dengan curah di atas 50 militer sehingga warga Jateng selatan yang bermukim di daerah rawan longsor dan banjir diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut.

"Khusus untuk curah hujan pada bulan Desember 2015 di Cilacap, berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan kondisi di bawah normal sesuai prakiraan awal karena hanya mencapai 399,2 milimeter. Dalam kondisi normal, curah hujan pada bulan Desember bisa mencapai 500 milimeter," katanya.

Ia mengatakan bahwa kondisi tersebut terjadi karena masih adanya pengaruh El Nino.

Bahkan, kata dia, El Nino masih berpotensi mempengaruhi kondisi cuaca pada bulan Januari meskipun tidak sekuat sebelumnya.

Menurut dia, hal itu ditunjukkan oleh tingginya suhu udara maksimum di sejumlah wilayah Jateng khususnya Cilacap yang rata-rata mencapai 33 derajat Celcius.

"Dalam kondisi normal, suhu udara maksimum pada bulan Januari berkisar 31-32 derajat Celcius. Namun berdasarkan pengukuran yang kami lakukan, suhu udara maksimum mencapai 33 derajat Celcius," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa suhu udara sebesar 33 derajat Celcius itu belum masuk kategori ekstrem.

Menurut dia, suhu udara dapat dikatakan ekstrem jika terdapat selisih tiga digit dari rata-rata suhu udara maksimum.

Dia menyebutkan jika rata-rata suhu udara maksimum suatu daerah sebesar 31 derajat Celcius namun dalam pengukuran saat itu mencapai 34 derajat Celcius, maka suhu udara daerah tersebut termasuk ekstrem.

"Kalau terjadi suhu udara ekstrem, kami akan memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Peningkatan suhu udara ini bukan karena pengaruh suhu permukaan laut melainkan masih berlangsungnya El Nino," jelasnya.

Teguh mengatakan jika suhu permukaan laut tinggi maka akan banyak hujan yang terjadi namun kenyataannya di wilayah Cilacap cenderung jarang hujan dalam beberapa hari terakhir.

Terkait kondisi gelombang di wilayah perairan selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dia mengimbau wisatawan dan nelayan untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi.

Menurut dia, gelombang tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah perairan selatan Jateng dan DIY pada bulan Januari hingga Februari akibat pengaruh daerah pusat tekanan rendah yang bermunculan di selatan ekuator.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016