Indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI, Senin, ditutup melemah sebesar 67,08 poin atau 1,46 persen ke posisi 4.525,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 9,83 poin (1,24 persen) menjadi 782,20.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan bahwa kondisi bursa saham di kawasan Asia yang mayoritas bergerak melemah mendorong pelaku pasar saham di dalam negeri mengambil posisi jual sehingga indeks BEI tertekan.
"Dalam perjalanannya di perdagangan hari ini (4/1), IHSG sempat menguat. Namun, karena bursa Tiongkok runtuh membuat kondisi indeks BEI kemudian berbalik arah ke area negatif," kata dia.
Namun, menurut dia, IHSG berpotensi untuk kembali bergerak ke area positif menyusul investor saham asing yang diproyeksikan masih akan melakukan aksi beli saham. Saham-saham yang selama Desember 2015 lalu mengalami tekanan akan bergerak naik karena Januari Effect.
Dalam data perdagangan saham di BEI tercatat, pelaku pasar saham asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp84,197 miliar pada awal pekan ini (Senin, 4/1).
Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa walaupun IHSG BEI memulai tahun 2016 ini dengan bergerak di area negatif atau pelemahan, namun pelaku pasar saham masih terlihat cukup optimistis untuk melakukan akumulasi saham berkapitalisasi besar dan lapis dua.
"Secara teknikal, IHSG BEI sedang membangun trend menuju level batas atas psikologis di 4.620 poin," katanya.
Frekuensi transaksi di BEI tercatat mencapai 179.722 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 2,13 miliar lembar saham senilai Rp2,80 triliun. Dari seluruh saham aktif, 77 saham ditutup harganya naik, 94 saham melemah, dan 218 saham harganya tetap.
Di bursa regional, indeks Hang Seng bursa Hong Kong turun 587,28 poin (2,68 persen) menjadi 21.327,12, indeks Nikkei bursa Tokyo melemah 582,73 poin (3,06 persen) ke level 18.450,98, dan Straits Times Singapura melemah 46,76 poin (1,62 persen) ke posisi 2.835,97.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016