"Wi-Fi menjadi salah satu sarana yang sekarang menjadi kebutuhan sehingga akan disempurnakan demi perbaikan pelayanan," ujar Manajer Pemasaran dan Angkutan PT KAI Daerah Operasional VIII Surabaya Sujarwo kepada wartawan di Surabaya, Senin.
Ia mengakui tidak sedikit calon penumpang yang menanyakan Wi-Fi di kereta api, sekaligus menyarankan agar fasilitas tersebut dilengkapi dengan harapan lebih nyaman.
Saat ini, kata dia, sebenarnya sudah ada rangkaian kereta api eksekutif berfasilitas Wi-Fi, namun belum sempurna karena kerap hilang saat tak ada sinyal.
"Ini karena jalur yang dilewati kereta api tak semuanya ada sinyal sehingga sering hilang dan malah membuat tidak nyaman," ucapnya.
Karena itulah, lanjut dia, PT KAI masih mencari teknis yang tepat agar sinyal Wi-Fi tetap konsisten meski di area yang tidak bersinyal.
Tidak itu saja, sarana peningkatan pelayanan kereta api juga ke fasilitas televisi, khususnya di kereta api kelas eksekutif berbagai jurusan.
"Khusus sarana ini kami menerima laporan penumpang bahwa televisi memang tidak bisa optimal gambarnya. Sebenarnya itu biasa karena kereta bergerak, tapi kami akan perbaiki lagi khususnya menyangkut teknis," katanya.
Sementara itu di sisi lain, Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada 2016 memastikan tak akan membangun jalur kereta api menuju Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo.
Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Jatim Wahid Wahyudi mengakui fasilitas kereta api ke bandara belum diperlukan karena salah satu alasannya masih terjangkaunya lokasi oleh moda transportasi lain.
"Anggaran juga masih difokuskan untuk pembangunan Terminal 3 dan landas ancang ganda di Juanda. Akhir tahun 2016 sudah mulai fisik dibangun dan diharapkan 2019 mulai dioperasikan," kata Penjabat Bupati Lamongan tersebut.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016