Narathiwat, Thailand (ANTARA News) - Orang-orang yang diduga pemberontak menembak tewas dua lelaki di Thailand selatan yang mayoritas penduduknya Muslim, kata polisi Rabu. Wilayah tersebut masih dilanda serangan-serangan yang menewaskan sembilan orang pada awal pekan ini. Seorang guru Muslim berusia 43 tahun, dan mantan wakil kepada desa, dihujani tembakan sepuluh kali oleh orang-orang yang diduga milisi, saat dia mengendarai sepeda motor menuju perkebunan karet di provinsi Narathiwat Rabu pagi, kata polisi. Pada Selasa malam, seorang kepala kampung Muslim berumur 47 tahun juga ditembak dan tewas di dekat provinsi Songkhla. Serangkaian serangan bom yang menelan banyak korban, penembakan-penembakan dan pembakaran terjadi pada Ahad malam hingga Senin pagi, menewaskan sembilan orang dan melukai 44 lainnya di Thailand selatan, di mana hampir 2.000 orang tewas di dalam kekerasan separatis sejak Januari 2004. Tiga pelajar sekolah Islam Selasa lalu ditahan dalam kaitan dengan serangan, yang mengacaukan warga China Thailand yang sedang merayakan Tahun Baru Imlek. Serangan-serangan di provinsi Yala, Pattani dan Narathiwat terbesar menunjukkan kekuatan kaum separatis Islam di selatan sejak militer mengambil alih kekuasaan dalam kudeta bulan September tahun lalu. Kekerasan yang terjadi di wilayah yang berbatasan dengan Malaysia ini dipacu sejak kudeta, meskipun pemerintah baru mengusahakan langkah-langkah membangun perdamaian. Wilayah yang berpenduduk mayoritas Muslim dari etnis Melayu ini adalah bekas kesultanan sampai pada saat Thailand yang mayoritas penduduknya beragama Budha menganeksasinya pada seabad yang lalu. Sejak itu kekerasan separatis kemudian meletus secara periodik di wilayah itu, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007