"Sebaiknya VJY dibatalkan saja itu, sebab laporan yang saya terima dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sama sekali tidak rasional," kata Zulkifli saat ditanya usai Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi Jambi memperingati HUT ke-52 provinsi itu (6 Januari 1957-6 Januari 2009) di gedung DPRD, Selasa.
Ia mencontohkan salah satu laporan yang tidak rasional, misalnya pada 2008 disebutkan ada arus kunjungan wisatawan mancanegara ke Jambi mencapai 761.000 orang dan wisatawan nusantara 700.000 orang.
"Laporan itu sangat tidak masuk akal, apa benar ada `bule` sebanyak itu datang ke Jambi. Mana wisatawan asing itu, saya kok jarang lihat bule?. Jangan membohongi rakyat," ujarnya.
Program VJY harus melalui persiapan matang, dan bagi Jambi mungkin baru bisa dilaksanakan pada 2010, agar pelaksanaannya tidak memalukan dan ada hasil yang dicapai untuk mensejahterakan masyarakat.
Menjelang pelaksanaan VJY 2010 persiapan dan promosi harus dijalankan seperti yang telah diprogramkan miasalnya promosi objek-obyek wisata di Jambi, termasuk wisata sejarah dan budaya.
Salah satunya mempromosikan situs peninggalan sejarah kawasan Candi Muarojambi di Kabupaten Muarojambi (25 Km timur laut Kota Jambi), perlu dilakukan acara promosi budaya "Semalam di Jakarta".
"Saya berencana mengadakan acara yang bersifat internasional di Candi Muarojambi dengan mengundang beberapa negara, terutama yang sebagian besar warganya menganut ajaran Budha, karena candi itu secara rutin menjadi tempat perayaan ritual Waisak," katanya.
Kemudian infrastruktur objek wisata alam dan sejarah dan budaya secara bertahap harus terus dibenahi, seperti adanya program pengembangan kawasan Seberang Kota Jambi (Sekoja) menjadi kawasan cagar budaya.
Juga pemugaran situs Candi Muarojambi dan pembangunan kanal-kanal di sekitar kawasan situs mengantisipasi banjir akibat meluapnya Sungai Batanghari.
Biaya pemugaran situs candi itu saat ini sebagian telah dibantu oleh seorang pengusaha nasional, kata Gubernur Jambi.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009