Jakarta (ANTARA News) - Penyanyi asal Papua Edo Kondologit mengatakan matahari terbit dan menyinari Indonesia dari sebelah timur sehingga wilayah Papua seharusnya lebih dahulu maju dibanding wilayah lain.
"Ketika orang-orang di Jawa dan Sumatra masih tidur, orang-orang Papua sudah bangun dan melakukan aktivitas sehari-hari," kata Edo dalam acara pesta rakyat menyambut Tahun Baru 2016 di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) Distrik Waisai Kabupaten Rajaampat, Papua Barat.
Namun, kenyataannya saat ini, lanjut Edo Kondologit dalam acara yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan ribuan warga masyarakat, Papua masih tertinggal dibanding wilayah lain.
Edo menyebutkan Papua bisa berubah maju yang dimulai dari diri warga Papua sendiri. "Kalau kita ingin berubah, harus dimulai dari diri kita sendiri," katanya.
Menurut dia, besarnya perhatian pemerintah terhadap Papua saat ini merupakan momentum bagi warga Papua untuk berubah dan mencapai kemajuan.
Pemerintah pusat memberikan perhatian besar pada pembangunan di Papua, termasuk pembangunan infrastruktur, seperti jalan darat, jalur kereta api, pelabuhan udara, dan pelabuhan laut. Sebagian sudah selesai dikerjakan, sedang dikerjakan, dan sedang dalam perencanaan.
Proyek infrastruktur yang sudah selesai, antara lain terminal Bandara Wamena dan Bandara Kaimana diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Jokowi.
Pengoperasian dua terminal bandara itu dilakukan Presiden Jokowi di Terminal Bandara Wamena Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Menurut Presiden, kondisi geografis dan bentang alam penggunungan bukanlah penghalang untuk melakukan pembangunan di Wamena dan Kaimana.
Dalam pengamatan Presiden, terminal di Wamena itu jauh lebih bagus daripada terminal yang ada di Pulau Jawa. Konektivitas antarkabupaten, provinsi, pulau membutuhkan infrastruktur, membutuhkan bandara dan pelabuhan.
"Oleh karena itu, 5 tahun ke depan, kita fokus pada infrastruktur sehingga mobilitas manusia dan arus barang bisa lancar," kata Presiden.
Pemerintah juga mengembangkan infrastruktur perhubungan laut di Papua seperti pengembangan Pelabuhan Merauke yang merupakan cabang dari PT Pelindo IV Persero, membangun Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Merauke dan pembangunan pelabuhan besar di Kabupaten Nduga.
Presiden Jokowi saat berada di Pelindo IV Cabang Merauke menyatakan bahwa pemerintah akan memperpanjang dermaga dan menambah alat berat, termasuk crane di pelabuhan itu.
"Selama ini logistik dikirim ke Jayapura dulu, kemudian lewat udara dikrim ke Wamena sehingga harganya mahal, seperti semen harganya mencapai Rp800 ribu per sak. Komoditas lain adalah beras, kalau Merauke bisa terwujud (jadi) lumbung padi dapat disitribusikan ke dearah lain, termasuk ekspor ke PNG," kata Jokowi.
Pemerintah juga merencanakan pembangunan pelabuhan besar di Kabupaten Nduga sehingga kapal berbobot 300 gross ton bisa masuk dan harga kebutuhan masyarakat bisa lebih murah.
Infarstruktur yang juga tengah dibangun adalah PPS Merauke. "Ini pelabuhan perikanan yang belum selesai dengan anggaran yang sudah disiapkan, tahun ini dikucurin lagi karena produksi ikan di sini besar sekali, termasuk dikirim ke Surabaya untuk ekspor," kata Jokowi.
Di sektor infrastruktur darat, pemerintah menargetkan semua kabupaten di Provinsi Papua sudah terhubung atau dilintasi jalur darat pada tahun 2018, dimulai dengan penyelesaian jalur Wamena-Nduga sepanjang sekitar 170 km yang harus selesai 2016.
"Pada tahun 2016, jalan darat dari Wamena ke Nduga harus tembus dikerjakan oleh Kementerian PUPR dibantu oleh TNI. Kalau tidak tembus, saya marah kepada Menteri PU," kata Jokowi.
Presiden menyebutkan Kabupaten Nduga termasuk kabupaten yang berstatus "merah" dari sisi keamanan. Oleh karena itu, dalam rapat dengan gubernur dan bupati wilayah Papua disepakati untuk membuka isolasi dengan membangun jalan agar transportasi dan distribusi lancar.
"Pada bulan Desember tahun depan, saya ingin lihat tembusnya jalan darat dari Wamena ke Duga, kita harapkan dengan adanya jalan itu, harga-harga di Wamena dan wilayah pegunungan tengah Papua lainnya jauh lebih murah daripada harga sekarang," katanya.
Oleh Agus Salim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016