Teheran (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Iran pada Sabtu (2/1) memanggil Kuasa Usaha Arab Saudi untuk Teheran guna memprotes eksekusi mati tokoh Syiah terkenal Nimr al-Nimr oleh Arab Saudi.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Urusan Arab dan Afrika Hossein Amir-Abdollahian menyampaikan protes keras Republik Islam itu kepada utusan Arab Saudi Ahmed Al-Muwallid mengenai apa yang ia sebut "perilaku tak bertanggung jawab" para pejabat Arab Saudi berkenaan dengan tindakan tersebut menurut televisi pemerintah Iran.
"Arab Saudi adalah pembela utama terorisme dan ekstremisme di wilayah ini," kata Amir-Abdollahian, memperingatkan tentang pelanggaran hak asasi manusia dan tekanan terhadap kelompok minoritas di Kerajaan Arab Saudi.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk keras eksekusi mati itu.
"Pemerintah Arab Saudi mendukung kelompok-kelompok ekstremis dan teroris, menindas dan menghukum mati pembangkangnya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Hossein Jaber Ansari.
Pemerintah Arab Saudi mesti menunggu dampak dari tindakan semacam itu, "sebab mereka jelas akan membayar mahal kebijakan mereka", katanya.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi pada Sabtu mengumumkan penghukuman mati 47 orang dengan dakwaan teroris, termasuk pemimpin Syiah yang membangkang.
Kebanyakan orang yang dihukum mati adalah warga negara Arab Saudi yang terlibat dalam serangkaian serangan yang dilancarkan oleh Al-Qaida dari 2003 sampai 2006.
Nimr Al-Nimr juga merupakan kekuatan penggerak di balik protes anti-pemerintah yang meletus pada 2011.
Bahrain pada Sabtu mendukung eksekusi yang dilakukan Riyadh, dan menyatakan mendukung "langkah keamanan" yang dilakukan oleh Arab Saudi dalam perang melawan terorisme.
Kementerian Dalam Negeri Bahrain menyatakan tindakan hukum akan dilakukan terhadap siapa saja yang berusaha menggunakan eksekusi untuk meningkatkan ketegangan sektarian atau menghasut kerusuhan.
"Hukuman penjara tak lebih dari dua tahun atau denda tak lebih dari 530 dolar AS mesti dijatuhkan kepada siapa saja yang melakukan tindakan 'negatif' sebagai reaksi atas hukuman mati tersebut," demikian peringatan kementerian itu di dalam satu pernyataan.
Perdana Menteri Bahrain Khalifa bin Salman Al Khalifa juga memuji pendirian Arab Saudi, menyatakan bahwa "upaya Arab Saudi untuk menghadapi siapa saja yang berusaha merusak kestabilan dan keamanan Arab Saudi dipuji banyak kalangan di dunia Arab dan Islam", demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.(U.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016