"Ekspor kopi instan masih terus berlangung mengingat daerah ini sebagai pengasil kopi robusta," kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Lampung Ferynia di Bandarlampung, Sabtu.
Kopi instan Lampung itu diekspor keberbagai negara tujuan, seperti Vitenam dan Singapura kendati tidak sebanyak penjualan di dalam negeri.
Prospek ekspor kopi instan Lampung, menurut Ferynia, masih tetap cerah mengingat realisasi ekspor setiap bulan cukup baik. Selain itu, promosi ke beberapa negara masih gencar dilakukan dengan menggelar berbagai ajang pameran.
Menurutnya, pangsa pasar kopi instan Lampung ke sejumlah negara masih terjaga hingga sekarang.
Ia mengatakan bahwa nilai maupun volume ekspor kopi Lampung, masih berfluktuasi tergantung permintaan serta kontrak perjanjian yang telah dibuat antara pengekspor dengan pembeli.
"Naiknya volume ekspor antara lain akibat tingkat permintaan yang cenderung tinggi, serta faktor harga di pasar dunia," kata dia.
Dinas Perindag Lampung mencatat, sentra produksi industri komoditas kopi instan Lampung terdapat di Kota Bandarlampung. Daerah ini memiliki kapasitas produksi kopi instan rata-rata 6.000 hingga 10.000 ton pertahun.
"Penjualan kopi instan di dalam negeri dengan rata-rata 50 hingga 100 ton per bulannya," ujar dia pula.
Luas areal kopi di Lampung mencapai 163.837 hektare dengan produksi kopi mencapai sekitar 140 ribu ton/tahun.
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016