Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Lira Institute, Toto Dirgantoro, di Jakarta, Rabu, menyatakan asset vital negara jangan dibiarkan dikuasai asing, termasuk di dalamnya Indosat serta BUMN strategis lainnya.
"Justru kita berharap dari awal, melalui pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, hal tersebut akan ditinjau kembali," katanya.
Dia mengatakan itu menanggapi perbincangan marak di seputar rencana pimpinan junta militer Thailand mengambilalih aset vital negaranya yang dijual ke Singapura oleh mantan PM Thaksin.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, salah satu pimpinan junta militer Thailand, Jenderal Sonthi, dengan tegas pekan lalu menjanjikan segera bertindak mengambil alih asset vital, seperti satelit-satelit serta perusahaan telekomunikasi negaranya yang dicaplok asing.
"Bagi Indonesia, Indosat itu aset vital, sehingga bisa di-buy back, apalagi kalau ada penyimpangan dalam pelaksanaan kebijakan atau ada kebijakan yang salah," ujar professional dan pengamat politik serta ekonomi maritim itu lagi.
Tegasnya, lanjut Toto Dirgantoro, sepanjang itu menyangkut hal yang vital, apalagi menyangkut rahasia republik, harus diambil alih.
"Kita sangat sepakat agar Dewan (DPR) mendesak pemerintah mengambil alih kembali seperti halnya Thailand," kata Direktur Eksekutif Lumbung Informasi Rakyat (Lira) ini. (*)
Copyright © ANTARA 2007