Manila, Filipina (ANTARA News) - Peluru nyasar dan ledakan petasan menewaskan dua orang dan melukai ratusan lainnya dalam keributan saat perayaan Tahun Baru di Filipina.
Seorang pria mabuk tewas setelah dia memeluk petasan raksasa yang dinamai "Goodbye Philippines" yang akan meledak, kata pejabat Departemen Kesehatan Filipina Janet Garin, Jumat.
"Rahangnya hancur. Dia sangat mabuk sampai-sampai memeluk 'Goodbye Philippines'," kata Garin serta menambahkan pria itu dinyatakan meninggal di rumah sakit.
Delapan puluh persen dari 100 juta penduduk Filipina beragama Katholik tapi orang Filipina percaya membuat keriuhan yang memekakkan telinga pada malam Tahun Baru bisa mengusir nasib buruk.
Warga bersuka ria membakar petasan dan menembakkan senjata ke udara untuk merayakan pesta akhir tahun.
Departemen Kesehatan Filipina mencatat 380 orang cedera akibat kembang api dan empat orang lainnya terkena peluru nyasar selama perayaan.
Di banyak rumah sakit di negeri itu, korban petasan bergegas ke ruang gawat darurat sambil meringis kesakitan dan memegang anggota tubuh yang berlumuran darah.
Seorang anak delapan tahun dari daerah pertanian Provinsi Nueva Vizcaya tiga jarinya harus diamputasi karena petasan meletus di tangannya, kata Garin.
Ia menambahkan bahwa setidaknya ada sembilan anak yang jarinya diamputasi akibat petasan.
Di kota gubuk Manila, pembakaran petasan membuat satu kawasan kumuh menjadi seperti neraka karena api menyebar dengan cepat, kata juru bicara Biro Pemadam Kebakaran Manila Renato Marcial kepada kantor berita AFP.
Api menghancurkan bilik-bilik sempit terbuat dari kayu dan kardus pada Jumat dini hari, menyebabkan 3.000 orang kehilangan tempat tinggal, kata Johnny Yu, petugas penanggulangan bencana kota kepada AFP.
Warga yang panik dan menangis sambil meninggalkan rumah mereka yang terbakar sambil membawa pakaian dan peralatan rumah tangga sementara para pria yang masih mabuk usai berpesta mencoba memadamkan api menggunakan ember dan air seadanya.
Seorang perempuan berusia 65 tahun meninggal akibat serangan jantung saat menyaksikan rumahnya terbakar, kata Yu.
Warga sipil Filipina memiliki senjata berlisensi di rumah mereka guna melindungi diri dari kejahatan. Petasan juga dilegalkan dan warga bisa membelinya dengan mudah.
Sejauh ini 384 orang tercatat terluka selama perayaan pergantian tahun pada 2015, lebih tinggi dari tahun lalu yang tercatat 354 orang.
Penerjemah:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016